Karatat, MediaTifaTanimbar.id – Lawatan Ketua DPRD Kepulauan Tanimbar, Richie Laurens Anggito di Desa Karatat, Kecamatan Wuarlabobar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar pada, Kamis (13/3/2025) turut mengungkap kondisi kesehatan warga di sana.
Selain melaksanakan giat reses, Anggito bekerja sama dengan pihak Puskesmas Wunlah untuk melakukan giat pengecekan kesehatan gratis dan buka puasa bersama (bukber) umat Muslim.
Bagi Anggito, giat pengecekan kesehatan dan bukber sebagai bagian dari ungkapan belasaranya terhadap umat Muslim yang lagi menjalankan ibadah puasa.
“Kita tahu basudara umat Muslim berpuasa berarti menahan lapar alias tidak makan seharian. Kondisi ini pasti warga rentan terserang penyakit. Ini sekaligus juga kita ingin mengecek masalah kesehatan warga kita di daerah kepulauan. Bagaimana soal tenaga kesehatan, alat kesehatan dan pembangunan layanan kesehatan desa-desa di Wuarlabobar supaya aspirasi yang kita perjuangkan benar-benar tepat sasaran,” ujar Anggito.
Keputusan Anggito benar sesuai penyampaian Kepala Puskesmas (Kapuskes) Wunlah, Sony Urutman.
Kepada wartawan media ini, Sony membeberkan kondisi kesehatan Kecamatan Wuarlabobar yang masih sangat memprihatinkan.
“Soal tenaga kesehatan kami butuh tambahan tenaga dokter, karena hanya ada 1 dokter tetapi sudah akan kembali ke Jakarta di akhir bulan ini,” ujar Sony.
Dirinya juga menyampaikan kebutuhan soal pentingnya pembangunan layanan kesehatan di Kecamatan Wuarlabobar.
“Ada 2 desa yang belum punya pustu. Desa Karatat dan desa Wabar. Wuarlabobar juga butuh penambahan satu buah Puskesmas untuk melayani warga di desa Awear Baru, Watmasa, Mitak, dan Teineman. Semuanya desa pulau. Pilihan ke Puskesmas Wunlah atau rumah sakit di Larat penuh risiko, terutama di musim laut kencang, hujan dan angin.” lanjutnya.
Anisah, seorang warga desa Karatat bahkan menyatakan, pemerintah tidak adil terhadap warga Kecamatan Wuarlabobar dalam hal pelayanan kesehatan.
“Kecamatan Nirunmas hanya ada 5 desa tapi punya 2 puskesmas. Kecamatan Selaru ada 7 desa dan memiliki 3 puskesmas. Kami di Wuarlabobar ada 11 desa, 3 dusun yang tersebar di pulau-pulau, tapi kami hanya punya 1 puskesmas. Ini jelas tidak adil. Kami berharap ada perhatian pemerintah terhadap hal ini,” cetusnya.
Syafirah, seorang nakes Nusantara Sehat yang menangani laboratorium di puskesmas Wunlah menambahkan, aspirasi dari Kecamatan Wuarlabobar di bidang kesehatan sejalan dengan program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati. Wilayah-wilayah tersulit seperti Kecamatan Wuarlabobar harus mendapat prioritas pemerintah.
“Nakes, alkes dan pembangunan layanan kesehatan di Kecamatan Wuarlabobar harus menjadi perhatian pemerintah. Semua ini sejalan dengan program dan visi misi Bupati dan Wakil Bupati. Di pusat kota kami tahu ada prioritas terhadap RSU P.P. Magretti. Itu sesuatu yang baik. Tapi warga Wuarlabobar yang tersebar di pulau-pulau, sangat membutuhkan perhatian pelayanan kesehatan,” ungkapnya.
Sebelum menutup, dirinya menyampaikan apresiasi kepada Ketua DPRD yang berkenan melawat warga Wuarlabobar di desa Karatat sekaligus berinisiatif melaksanakan giat pemeriksaan kesehatan gratis.
“Terimakasih Pak Dewan. Kami titipkan jeritan dan aspirasi warga Wuarlabobar di bidang kesehatan kepada Bapak,” tutupnya.
(TT – 06)