Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Saumlaki, mediatifatanimbar.id-
Lorenz Weridity, adalah salah satu tokoh Pemuda Tanimbar yang pernah bekerja di lokasi Raksasa migas inggris BP British/Beyond Petroleum Tangguh LNG teluk Bintuni west papua Lorenz Weridity, mengungkapkan bahwa Persoalan Partnership lah yang menjadi sumber penyakit di masela. ungkap Lorenz kepada media Tifa Tanimbar, saat dihubungi melalui telepon selulernya Senin 24/07/2023.
Menurutnya, Progresnya sempat terhenti akibat company shell Upstream Overseas yang memutuskan hengkang dari lapangan Abadi blok masela, Ujarnya.
Shell Perusahaan hebat, anak Perusahaan dari Raksasa dunia migas Belanda berbadan hukum Inggris yang sepak terjangnya sudah seratusan tahun lamanya di indonesia dan startednya dari pangkalan migas Brandan sumatera hingga lapangan migas bula seram maluku yang dulu di kenal dengan nama De koninklije, Shell, pakar Offshore sekaligus Leading Player pembangunan LNG Laut. Tambahnya
“Selain itu kata Lorenz, Shell juga pemain utama dalam industri migas dunia yang memiliki kemampuan mengembangkan Gas di wilayah laut dalam seperti masela. namun apalah daya ketulusan cintanya shell berubah di masela setelah Final Decision Jokowi terhadap perubahan skema Offshore LNG ke Onshore LNG yang sempat menjadi Viral Perdebatanya yang sangat kontraversial.”
Hengkangnya Shell dengan alasannya murni Review Portofolio Global, tapi yang pasti Raksasa migas Belanda ini terluka hatinya karena terjadi Perubahan besar skema Pengembangan dari Offshore ke Onshore LNG yang tentu berdasarkan studi, kajian – kajian teknis migas sekaligus dasar Argumen yang Rasional bahwa Onshore LNG sangat Proven dan mampu menciptakan Multiplier Effect bagi Tanah Tanimbar, Maluku dan indonesia. Pungkasnya
Langkah Maju di blok masela.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Jakarta dan semua pihak yang berkepentingan di masela, terus bekerja keras dengan berbagai manuver dan terobosan nya agar supaya Project strategis Nasional ini harus Running well kembali, karena lapangan Abadi Tanimbar maluku selatan ini adalah merupakan tulang punggung Energi masa depan indonesia.
Kepada media ini, Lorenz menjelaskan bahwa, Perwakilan Negara sang Regulator Skk migas, operator masela inpex corporation dan kementrian ESDM terkonsentrasi penuh di pusat untuk segera melakukan diskusi – diskusi Penting sekaligus komunikasi intens terkait persoalan Partnership dan tingkat ke ekonomian Project migas masela, Terangnya
Sambung dia, semua tahapan Proses divestasi saham Shell sudah di lewati dengan baik dan muncullah titik terang dan harapan baru di masela. Menurutnya Pertamina dan konsorsiumnya telah mengakuisisi saham Shell Upstream Overseas 35 persen di blok migas masela dan sudah Deal akhir bulan Juni lalu meskipun ada penambahan biaya total Capital Expenditurenya namun itulah persyaratan wajib yang harus di patuhi oleh semua Lapangan migas di seluruh Dunia termasuk blok migas masela yang dengan teknologi baru nya yang tidak murah dan tidak mudah yaitu CCUS Carbon Capture Utilization Storage dengan konsep green energi atau energi bersihnya yang sekarang masuk dalam proses Revisi 2 ( dua ) POD 1 sedang berlansung.
Pertamina dan konsorsiumnya telah masuk dalam tahapan penting Binding Offer yaitu Penawaran terikat yang memungkinkan saham shell segera berpindah sekaligus finalisasi akuisisi saham serta Pembahasan intens mengenai Term Of Payment, total dan jadwal Pembayaran serta Pembayaran pertama sebagai tanda jadi dari dua kali pembayaran sesuai kesepakatan dengan Company Shell Upstream Overseas yang juga anak Perusahaan dari Company migas Raksasa dunia The Royal Dutch Shell.
Pihak Pertamina tentu sangat menyadari bahwa, kemampuan dan keterbatasannya dalam masalah faktor finansial dan high teknologi LNGnya itu, maka Pertamina sangat membutuhkan konsorsium untuk bisa mengatasi kekurangannya. Dari 35 persen saham shell yang di caplok itu, Pertamina kebagian 20 persen dan Petronas Malaysia 15 persen.
“Kata Lorenz, semua tahapan proses telah selesai dan sudah deal, tinggal tanda tangan SPA ( Sales Purchase Agreement ) yang di dalamnya terkandung klausul Perjanjian yang di sepakati sebagai Final Decision untuk segera alih kelola dari Shell Upstream Overseas ke Pertamina dan konsorsium nya. Dan dalam waktu dekat Perusahaan Plat merah Pertamina akan segera bertemu Inpex untuk berdiskusi langsung tentang Proses tahapan teknis dan aspek teknis migas di blok masela.
Besar harapan kita semua semoga Pertamina dan konsorsium nya bisa berkolaborasi dengan Shareholder Inpex masela Ltd untuk se segera Mendevelop lapangan Abadi Tanimbar, Maluku selatan.” Tutupnya
Reporter : (MTT- LW)
Editor. : Redaksi