75 Tahun SD Don Bosco Olba, RD Ponsio ingatkan Pendidikan Sejati Dari Keluarga

August 22, 2025
IMG-20250822-WA0021

Olilit Barat, mediatifatanimbar.id – Vikaris Episkopal Kevikepan Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, RD Ponsianus Ongirwalu, menegaskan bahwa pendidikan sejati berakar dari keluarga. Hal itu ia sampaikan dalam homili misa syukur ulang tahun ke-75 SD Naskat Don Bosco 1 Olilit Barat, Rabu (20/8/2025) pukul 18.00 WIT.

Misa syukur tersebut dihadiri oleh dewan guru, komite sekolah, para murid, orang tua, perwakilan Yayasan Asti Dharma Kabupaten Kepulauan Tanimbar, para alumni, serta sejumlah undangan.

“Pendidikan yang paling utama ada di keluarga. Jika orang tua tidak mempersiapkan pendidikan anak mulai sekarang, maka Indonesia akan mengalami kemunduran,” tegas Pastor Ponsio, sapaan akrabnya. 

Ia menambahkan bahwa prinsip menabung dan rajin berdoa adalah fondasi penting untuk mendukung keberlangsungan pendidikan anak.

Dalam khotbahnya, Pastor Ponsio mengingatkan pentingnya menghargai sejarah. 

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Gereja dan sekolah yang lupa sejarah, lambat laun akan punah,” ujarnya.

Ia mencontohkan keberadaan Rumah Sakit Fatima milik Yayasan Santo Lukas yang dahulu menjadi tumpuan masyarakat Duan Lolat. 

“Walau kini statusnya turun menjadi klinik, fakta sejarah membuktikan rumah sakit ini pernah menjadi tempat pelayanan kesehatan bagi semua orang,” katanya.

Demikian pula, lanjutnya, SD Naskat Don Bosco 1 Olilit Barat adalah bagian dari sejarah pendidikan di Tanimbar yang telah menghasilkan banyak alumni berperan penting dalam pembangunan daerah.

Pastor Ponsio menyinggung dinamika aturan pemerintah terkait guru PNS di sekolah swasta. Ia menegaskan bahwa jauh sebelum berdirinya sekolah-sekolah negeri, sekolah yayasan sudah lebih dulu mencerdaskan bangsa.

Ia pun mengutip pepatah Latin “Non scholae, sed vitae discimus” yang berarti “Kita belajar bukan untuk sekolah, melainkan untuk hidup”. Pendidikan, kata dia, bukan sekadar mengejar ijazah atau prestasi akademik, tetapi harus dipakai dalam kehidupan nyata.

Pastor Ponsio juga mendorong peran alumni untuk mendukung pengembangan sekolah. Ia mencontohkan solidaritas para alumni Seminari Tinggi Pineleng di Keuskupan Amboina yang rutin memberi dukungan bagi frater calon imam.

“Sekolah ini akan berjalan dengan baik bila didukung para alumninya. Karena itu, 75 tahun ini menjadi momentum untuk menyusun daftar alumni dan mengajak mereka berkontribusi,” katanya.

Di bagian akhir, Pastor Ponsio menyinggung soal bahasa daerah (Yamdena) yang mulai jarang dipakai anak-anak. 

“Bahasa ibu sangat penting. Harus menjadi perhatian bersama agar tidak punah,” tandasnya.

Dengan penuh syukur, ia menutup khotbahnya dengan ajakan untuk terus membangun pendidikan melalui keluarga, sekolah, dan Gereja, serta menyerahkan semuanya dalam doa kepada Tuhan.

(TT-01)

RELATED POSTS

error: Content is protected !! Call : PT. MediaTifa Tanimbar
Hubungi Kami ?