Saumlaki, mediatifatanimbar.id – Aksi unjuk rasa besar-besaran meletus di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Jumat (16/5/2025), menyusul viralnya kasus penganiayaan tiga warga Olilit Raya oleh oknum TNI AL. Ratusan pemuda dan warga bergerak dari Balai Desa Olilit Barat menuju Kantor DPRD setempat, menuntut tindakan tegas terhadap pelaku dan transparansi penyelesaian kasus.
Aksi Spontan : Dari Desa Hingga Gedung Dewan
Demo yang dipimpin oleh Alex Belay sebagai narator ini berjalan tertib namun penuh emosi. Massa membawa spanduk bertuliskan “Stop Kekerasan Aparat!” dan “TNI AL Harus Bertanggung Jawab!”. Mereka bergerak dari balai desa Olilit Barat menuju ke satos, kemudian ke kantor DPRD Kepulauan Tanimbar.

Di depan gedung DPRD, massa berorasi dan meminta hearing darurat dengan para legislator.
DPRD Terima Tuntutan, Gereja Dukung Perlindungan Warga
Seluruh pimpinan dan anggota DPRD Kepulauan Tanimbar menyambut aksi, termasuk, Richie Laurens Anggito (Ketua DPRD), Ivone Sinsui, Pola Laratmase, Christianus R. Ganwarin, Ampy Rahanwati, Petrus P. Werembinan, Jonatan Salakay, Erens Feninlambir, Yan Sairdekut, Beny Rerebain dan DPRD dan lainnya.

Gereja Katolik juga hadir memberikan dukungan moral, diwakili oleh, RD. Ponsio Ongirwalu (Vikaris Episkopal Kevikepan Kepulauan Tanimbar – Maluku Barat Daya), RD. Yonno Temorubun (Komisi Justice and Peace), RD. Bastianus Takndare (Komisi Kepemudaan).
Dalam hearing tersebut, RD. Ponsio menegaskan:
“Kekerasan atas nama apapun tidak boleh dilakukan, apalagi oleh aparat. Tanimbar harus dijaga dari tindakan semena-mena yang merendahkan martabat warga!”
Poin Tuntutan Demonstran
Alex Belay membacakan tuntutan massa:
Pernyataan sikap seruan moral yang dilakukan oleh elemen Pemuda atas kejadian tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh oknum TNI Angkatan Laut.
1. Mendesak Kelapa Staf Angkatan Laut untuk menyikapi persoalan yang terjadi di Kepulauan Tanimbar serta meminta agar Danlanal Saumlaki segera dicopot dari jabatannya dan segera memberikan sanksi militer terhadap oknum-oknum yang terlibat sesuai dengan Undang-Undang Militer.
2. Meminta Danlanal Ambon agar memberikan sanksi militer terhadap oknum-oknum yang terlibat.
3. Meminta Danlanal Saumlaki mengusut tuntas kekerasan terhadap warga sipil yang melibatkan oknum TNI AL secara transparan kepada publik.
4. Kami tidak akan diam terhadap tindakan sewenang-wenang dan kekerasan. Untuk itu ada penegakan hukum dan pengawasan internal terhadap kasus ini.
5. Jika tidak ada tindak lanjut terhadap persoalan ini maka kami akan melakukan aksi yang sama.
6. Kami menuntut keadilan bagi korban dan keluarga korban.
Rencana Lanjutan: Bergerak ke Polres Usai Sholat Jumat
Karena aksi bertepatan dengan waktu Sholat Jumat, massa sepakat menunggu di depan Kantor DPRD sebelum bergerak ke Polres Kepulauan Tanimbar untuk menyampaikan aspirasi langsung ke Kapolres.
“Kami tidak mau kasus ini dibiarkan. Jika perlu, kami akan mendatangi Markas Lanal!” tegas salah seorang pengunjuk rasa.
Respons Aparat Masih Dinantikan
Sementara itu, Polres Tanimbar belum memberikan pernyataan resmi terkait demo ini. Lanal Saumlaki juga belum mengeluarkan klarifikasi lanjutan setelah sebelumnya menyatakan kasus “sudah selesai secara kekeluargaan.
(TT 08 – 12)