Berita Kepulauan Tanimbar
Saumlaki, mediatifatanimbar.id- Kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi. Badan pengembangan dan pembinaan bahasa, kantor bahasa Provinsi Maluku menggelar Revitalisasi (Proses untuk menghidupkan) Bahasa Yamdena dalam ajang Festival Bahasa Ibu 2022. Kegiatan tersebut bertempat di Gedung Kesenian Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Kamis, (03/11/2022).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut yakni; Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar Daniel E Indey, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Sahril, S.S., M.Pd., Dinas terkait serta tamu undangan lainnya.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Sahril, S.S.,M.Pd., mengatakan bahwa dalam Festival Bahasa Ibu 2022 ini, Bahasa Yamdena merupakan puncak pada pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah yang sudah di laksanakan dari bulan Juli kemarin.
“Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan awalnya di lakukan pelatihan guru dan master. Kemudian proses pembelajaran, monitoring dan sekarang ini merupakan kegiatan puncaknya.” Ungkapnya.
“Pada saat ini, ada enam mata lomba yang akan di perlombakan pada Festival Bahasa Ibu ini yakni, membaca puisi, mendongeng, pidato, menyanyi, lawakan tunggal dan menulis cerpen (cerita pendek).” Jelas Sahril.
Untuk itu, ada 23 Sekolah yang mengikuti perlombaan tersebut. Karena 23 sekolah ini memiliki siswanya sebagai penutur Bahasa Yamdena. Kenapa bahasa Yamdena ??? Karena di Tanimbar memiliki 5 Bahasa Daerah ( Bahasa Yamdena, Fordata, Selaru, Makatian dan Selwasa). Agar Makin Tahu Indonesia.
“Olehnya, bahasa Yamdena di gunakan dan sebagai target pada kegiatan kita di saat ini yaitu Revitalisasi Bahasa Yamdena.” Tambahnya.
Dan dari 23 sekolah yang ikut dalam perlombaan ini, menampilkan utusan-utusan terbaik dari masing-masing sekolah yang ikut dalam lomba ini.
Harapan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku itu, semoga semua peserta lomba dari setiap sekolah dapat tampil dan memberikan yang terbaik. Dan dengan diadakannya kegiatan revitalisasi bahasa Yamdena ini kedepannya dapat terus di lestarikan dan jangan punah karena merupakan warisan serta kekayaan budaya dari daerah ini.
Reporter MTT.02
Editor Redaksi