Tajuk Redaksi
MediaTifaTanimbar.id – Di jantung Kepulauan Tanimbar yang memandang luas Laut Arafura, sebuah harapan besar tengah dibangun: Gereja Katolik Ikonik Tanimbar, yang untuk pertama kalinya akan menjadi gereja monumental di wilayah Keuskupan Amboina.
Ini bukan sekedar rencana konstruksi, tetapi proyek iman dan peradaban yang menyentuh lapisan terdalam dari jati diri masyarakat Tanimbar sebagai umat beriman sekaligus pewaris budaya luhur.
Sebagaimana disampaikan oleh Uskup Diosis Amboina, Mgr. Seno Ngutra, pembangunan gereja ini adalah “panggilan bersama” untuk menghadirkan tempat ibadah yang merepresentasikan identitas Katolik yang hidup dalam konteks budaya lokal dan realitas zaman. Ini adalah langkah profetis: gereja yang tidak hanya menjadi tempat berdoa, tetapi juga pusat refleksi, pusat peradaban iman, dan rumah spiritual bagi generasi yang hidup di tengah arus modernitas.
Gereja Katolik Ikonik Tanimbar dirancang sebagai simbol iman yang mengakar, bersumber pada Injil, tetapi tumbuh dalam tanah Tanimbar. Arsitekturnya akan menyatu dengan unsur-unsur lokal, memancarkan wajah kekatolikan yang inklusif dan akrab dengan budaya Duan Lolat, budaya yang menjunjung tinggi solidaritas, penghormatan, dan hidup bersama sebagai satu tubuh.
Dari sisi sosial, gereja ini diharapkan menjadi titik temu umat dari berbagai latar belakang, mendorong keterlibatan lintas generasi dan memperkuat kembali semangat gotong royong yang semakin langka dalam masyarakat yang makin terfragmentasi oleh zaman. Ia akan menjadi ruang untuk memperkuat relasi antarumat, mendorong dialog, dan memperdalam tanggung jawab bersama terhadap sesama dan lingkungan.
Di tengah dunia yang makin sekuler, di mana nilai-nilai spiritual mulai digantikan oleh hiruk pikuk digital dan individualisme, gereja ini akan berdiri sebagai benteng rohani dan moral. Gereja ini bukan hanya untuk umat Katolik, tetapi juga sebagai warisan budaya rohani masyarakat Tanimbar yang terbuka, ramah, dan menjunjung martabat manusia.
Tifa Tanimbar meyakini bahwa proyek ini bukan hanya milik Gereja, tetapi milik kita semua: umat, masyarakat, pemerintah, dan diaspora Tanimbar di mana pun berada.
Seperti gema tifa yang memanggil dari kampung ke kampung, pembangunan gereja ini adalah panggilan untuk menyatu, bergerak, dan memberi, bukan hanya uang dan tenaga, tetapi juga doa, cinta, dan kepercayaan.
Kami menyambut inisiatif ini dengan penuh syukur, sembari mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak sekedar menjadi penonton dari kejauhan, tetapi menjadi bagian dari sejarah yang sedang ditulis.
Sebab di atas pondasi gereja ini, kita sedang membangun bukan hanya rumah ibadah, tetapi juga landasan masa depan Tanimbar yang beriman, berbudaya, dan bermartabat.
Salam Kidabela – Keselibur
Saumlaki, mediatifatanimbar.id – Upacara peringatan Hari Lahir (Halah) Pancasila ke-80 tahun 2025 berlangsung khidmat di…
Sifnana, mediatifatanimbar.id - Sukacita rohani dialami sebagian umat Katolik Kuasi Paroki Tritunggal Maha Kudus Sifnana…
Saumlaki, mediatifatanimbar.id – Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Kepulauan Tanimbar berhasil menggagalkan upaya…
Selamat Merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus Kamis, 29 Mei 2025 "Dia terangkat ke…
Adaut, mediatifatanimbar.id – Masyarakat dua desa yang sempat terlibat ketegangan di Kecamatan Selaru, yakni Desa…
Sifnana, mediatifatanimbar.id — Kepala Desa (Kades) Alusi Batjas, Kecamatan Kormomolin, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Markus…