Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Saumlaki, mediatifatanimbar.id-Seorang Calon Pemimpin yang baik harus memiliki integritas, kepribadian intelektual, pengetahuan, intelegensi, spiritual, skill dan kemampuan keahlian serta miliki power yang mumpuni, setidaknya menyenangkan hati rakyat dengan cara elegan. Jems Masela kepada wartawan media ini saat datangi Kantor Redaksi Media Tifa Tanimbar, Sabtu, 13/09/2024 Pkl 13.02 WIT.
Jems Masela, salah satu anak muda desa Arma Kecamatan Nirunmas, mengatakan bahwa dari sekian Calon Bupati yang telah mendaftar hingga sampai pada pemeriksaan kesehatan, ada hal yang unik dan menarik tentu menjadi ukuran penilaian khusus terhadap calon-calon tersebut.
Disinggungnya, dari lima Calon Bupati dan pasangan Calon Wakil Bupati, di antaranya ada Calon Wakil Bupati yang enerjik, mempunyai kharisma dan bisa menarik simpati para pemilih nantinya. Namun untuk lima Calon Bupati, ada satu Calon yang tipenya tidak seperti disebutkan di atas.
“Menyinggung perihal yang disebutkan, menurut Jems, dari lima Calon Bupati, yang akan berkompetisi nanti empat calon di antaranya akan menjadi prioritas rakyat, sementara salah satu Calon Bupati, menurut dugaannya seperti sosok si Ricky Jauwerisa, menjadi catatan khusus yang harus diketahui masyarakat umum”, terang Jems.
Menurutnya, sekuat kemampuan untuk mengedukasi masyarakat untuk tidak memilih calon Bupati, yang tidak memiliki integritas, intelektual, intelegensi, skill, atau kemampuan khusus. Ini perlu diketahui, sebelum menjadi seorang pemimpin di daerah ini, berbahaya sentilnya. Dia memberi beberapa catatan buruk yang dipertontonkan nyata sebagaimana dalam pemberitaan pada media-media online sebelumnya.
Ricky yang diduga hanya punya keahlian untuk lobi-lobi jata uang yang bersumber dari pada SPPD fiktif, untuk kepentingan pribadi bahkan kelompok, ini pertanda citra sebagai seorang mantan pejabat Wakil Ketua 2, DPR Kabupaten Kepulaun Tanimbar, jelas telah menunjukkan kepribadiannya, pungkasnya.
Belum selesai persoalan hukum yang diduga terlibatnya Ricky Jauwerisa, yang berperan aktif dimana meminta jatah dari mantan Bupati Petrus Fatlolon, adalah tidak mencerminkan perbuatan yang baik terhadap warga Tanimbar selaku wakil rakyat. Olehnya itu hal ini sesungguhnya menjadi catatan penting dan pertimbangan bagi masyarakat Tanimbar pada umumnya, ujar Jems.
Calon Bupati yang diusung oleh PSI dan beberapa partai lainnya, adalah hak politik. Dengan tidak menjastifikasi ke partai pendukung, namun lebih kepada kapasitas sebagai mantan pimpinan DPR Kabupaten Kepulaun Tanimbar, serta Calon Bupati. Bagi Jems, sosok RJ, tak layak untuk memimpin Kabupaten yang berjuluk Duan Lolat ini, mengapa? Karena tidak menghargai kepecayaan rakyat Tanimbar serta mengabaikan dan lebih memilih untuk mencalonkan dirinya sebagai calon Bupati pada pilkada serentak tahun 2024 mendatang. Kata Jems, berarti diduga ada sesuatu yg telah direncanakan, seandainya terpilih, dan memiliki kekuasaan serta kewenangan, apa yang akan terjadi nanti? Hal ini perlu menjadi tanda tanya, ujarnya.
RJ, Calon Bupati Kabupaten Kepulaun Tanimbar, telah diduga kuat melakukan dua perkara tindak pidana, yang sementra ditangani oleh penyidik Polres Kepulauan Tanimbar. Tindak pidana yang dilakukan oleh Calon Bupati, dari partai PSI ini adalah, memerintahkan orang lain melakukan pemerasan, juga yang bersangkutan sendiri, bertindak ala Polisi, mendatangi rumah orang lain, tanpa ijin, inikah tipe seorang pemimpin? Hal demikian perlu diketahui warga Tanimbar, apakah dapat dibenarkan pribadi calon Bupati seperti ini? Coba dibayangkan tipe pemimpin demikian, kelak mau dibawah kemana Kabupaten ini, dengan penghuninya?
“Menurut Jems, integritas seorang Ricky Jauwerisa, menunjukan kesatuan utuh sehingga diduga miliki potensi yang tidak memancarkan kewibawaan atau kejujuran, serta tidak paham peraturan perundangan yang berlaku”.
Sikap otoriter yang ditunjukkan oleh oknum calon Bupati tipe dia Ricky, menggambarkan sifat aslinya. Lalu pertanyaan yang muncul, apakah tipe Calon Bupati demikian yang diimpikan masyarakat Tanimbar? Apakah dugaan sikap otoriter, akan diimplementasikan untuk rakyat? Jangan-jangan rakyat yang akan jadi korban otoriternya nanti.
(TT- 03)
