Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Saumlaki, mediatifatanimbar.id- Jo Batkunde, salah satu aktifis muda Tanimbar memberikan komentar positif terhadap sesi Debat Publik ke-2 pasangan calon Bupati – Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar pada segmen ke 5 antara paslon 05 (Piterson Rangkorata – Hendrikus J. Oratmangun) dan paslon 04 (dr. Julianus Aboyaman Uwuratuw – Polikarpus Lalamafu). Menurut Jo, kedua paslon menampilkan nuansa saling mendukung sebagai sesama calon pemimpin putra Selaru. Ujarnya pada wartawan media ini, Selasa, 19/11/2024.
Diketahui, pertanyaan yang dilontarkan calon bupati 05 (Piterson Rangkoratat) seputar kesehatan hanya untuk menguji komitmen calon bupati 04 (Boy Uwuratuw) sebagai anak Tanimbar. Begini pertanyaannya.
“Beberapa waktu lalu, ade saya laki-laki bae setelah menyelesaikan dokter spesialis, kemudian datang dan mengabdi di Tanimbar di RS P.P. Magreti. Kemudian pergi tinggalkan Tanimbar dan mengabdi di Makasar. Pertanyaan saya, apakah kalau nanti terpilih atau tidak terpilih sebagai bupati, masih tetap mengabdi di Tanimbar atau tidak? Butuh kejelasan saja.” Tanya Rangkoratat.
Menurut Jo, pertanyaan tersebut sifatnya non ilmiah dan privasi namun mampu dijawab dengan tenang dan bijak oleh calon bupati dr. Boy Uwuratuw.
“Dari cara menjawab, rangkaian kata-kata dan nada bicara yang sangat tenang. dr. Boy mampu melayani pertanyaan yang menurut saya tak seharusnya hadir di ruang resmi debat. Cara menjawab dr. Boy adalah bentuk kedewasaan seorang calon pemimpin,” ungkap Jo.
Begini jawaban dr. Boy Uwuratuw terhadap pertanyaan Piterson Rangkoratat.
“Saya dokter beda di Tanimbar tahun 2011-2012. Saya tidak dapat beasiswa, saya non PNS jadi saya mengabdi dengan fee for service. Dengan standar kesehatan yang sangat rendah, kita tidak bisa membuat sesuatu yang luar biasa. Kemudian saya ke Makasar, saya sekolah subs spesialis beda digestif. Dan puji Tuhan, saya selesai dan diterima menjadi dosen disana sebagai dosen non PNS. Itu adalah kualitas orang Tanimbar yang bisa berkreasi membantu orang Indonesia Timur, juga melayani kesehatan orang Tanimbar, orang Maluku dan mendidik calon-calon dokter spesialis. Ada beberapa yang kita sudah kasi selesai dari Unhas. Dan saya tetap melayani, mau di Tanimbar, mau di Makasar tetap kita cinta Tanimbar,” ungkap dr. Boy Uwuratuw.
Lebih lanjut menurut Jo, jawaban cerdas dan bijak dari dr. Boy tersebut mampu meredam isu-isu negatif terkait dr. Boy yang menganggap dirinya tidak ingin berbakti di Tanimbar.
“Publik Tanimbar tak perlu ragu dengan jiwa ketanimbaran dr. Boy. Untuk Tanimbar, dr. Boy pasti memberikan yang terbaik,” ungkap Jo yang juga sebagai anak mantu desa Lingat Kecamatan Selaru.
Tanggapan positif Jo tersebut selaras dengan tanggapan Rangkoratat terhadap jawaban dari dr. Boy.
Begini tanggapan Rangkoratat.
“Saya kira jawaban yang cukup bagus. Namun demikian sepertinya keinginan seluruh masyarakat Tanimbar itu adalah dokter ahli satu-satunya harus bisa mengabdikan diri di Tanimbar. Karena itu ke depan, mungkin Pa Dokter perlu mengatur waktu yang tepat sehingga pengabdian dalam rangka memulihkan kesehatan masyarakat kita di Tanimbar benar-benar menjadi prioritas bersama. Intinya adalah kita komitmen untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat kita yang ada di Tanimbar,” cetus Rangkoratat.
Menutup kesannya, menurut Jo, cara terbaik agar kondisi bidang kesehatan Tanimbar makin lebih baik, maka Tanimbar harus dipimpin seorang dokter spesialis yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijak dan rendah hati.
“dr. Boy adalah pilihan tepat untuk pimpin Tanimbar 5 tahun ke depan. Julukan laki-laki bae bukan hanya slogan semata. Di dalam diri dr. Boy, karakter seorang pemimpin Tanimbar yang benar-benar ingin mengabdikan diri bagi kesejahteraan Tanimbar,” tutupnya.
(TT-06)