Kesal Ana, Asal Desa Lamdesar Timur Terkait Pelayanan Sopir Damri Larat Saumlaki

February 10, 2023
IMG-20230210-WA0055

Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar

Saumlaki, mediatifatanimbar.id- Ibu Ana Matruti asal Desa Lamdesar Timur Kecamatan Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar, menyatakan kekesalannya kepada wartawan media ini saat ditemui di pasar omele Sifnana Jumat, 10/02/2023 terkait pelayanan Sopir Damri jurusan Larat – Saumlaki .

Ibu Ana Matruti, sangat kesal terkait Pelayanan Sopir Damri atas nama Hasim Kouwe karena tingkat pelayanannya tidak sesuai dengan ketentuan yang barlaku, seperti tarif harga barang jualan jika di bayar ke sopir. kata Sopir Hasim bayar saja di kanek baru barang jualannya bisa naik, hal ini tentu membingungkan sebab di mobil damri sendiri hingga saat ini kami penumpang selama bulak bale Larat-Saumlaki tidak pernah lihat orangnya, tutur Ana.

Sambung dia, sejumlah barang  jualan dihitung seperti per-karton sudah di patok oleh sopir dan kanek Rp.30.000.- selain itu yang namanya kiriman harus dan wajib bayar entah kecil atau besar. Jika hal ini tidak tersalur dengan baik tentu tidak bisa, dan ini diduga adanya kerja sama sopir dan kanek.

“Lanjut Ibu Ana, di tahun sebelumnya, mekanisme yang dibangun dalam pelayanan terhadap penumpang sangat baik dan berjalan normal, karena tarif transportasi sangat terjangkau. kata ibu ana soal biaya tiket memang tarifnya tidak mengganggu dan biaya bagasipun sangatlah normal seperti biasanya barang karton walaupun 10 tapi tarif bagasinya terkadang 100-60 bahkan 50 ribu rupiah dan masih sangat terjangkau karena kalau dihitung biaya yang di keluarkan para penumpang dari larat sampai saumlaki cuman kurang lebih 200 ribu rupiah saja.” Jelas Ana.

Namun di tahun ini agak beda dan tentu sangat mengecewakan kami para penumpang karena tarif bagasi melonjak jauh seperti per kardus 30 ribu rupiah jika dikalikan dengan 10 kardus maka biaya bagasi yang kami keluarkan Rp. 250-300 belum lagi ditambahkan dengan tiket 100 ribu sudah jadi Rp.350-400 ribu rupiah itupun diluar biaya transport lainnya, tuturnya.

“Kata Ana, hingga tiba di Saumlaki saja kami harus tukar mobil dua kali hingga dihitung-hitung dari kampung ke larat dan lanjut ke Saumlaki secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan kurang lebih 500 ribu rupiah.” ujarnya

Ada keganjilan yang ditemui belakangan ini, biasanya sebelum naik ke bus/Damri, kami ditagih langsung sama seorang kanek/kondektur, namun kondektur tersebut tidak pernah ikut dalam proses perjalanan dan setahu kami  cuman ada sopir/pengemudi Damiri/bus tidak ada kanek /kondektur akan tetapi kondisinya riil seperti itu. ” Satu hal lagi, ketika uang kami tidak cukup dan kami ke sopir bus untuk meminta keringanan, sampai di Saumlaki baru selesaikan namun jawaban sopir kalian langsung berurusan sama kanek/kondektur, akhirnya timbul pertanyaan ko siapa yang jadi bos sebenarnya kanek atau Sopir”, bebernya.

Mengingat mekanisme yang dibangun oleh sopir dan kanek boleh dikatakan tidak sesuai prosedur menyebabkan dampak imets kurang bagus dan atau buruk kepada pengendali pengawasan Damri di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Hal ini mengakibatkan usaha kecil dari desa-desa sekitar Larat Kec. Tanut menjadi berkurang karena belum tiba di Saumlaki uang sudah ludes di perjalalan. 

Ibu Ana berharap kepada Koordinator lapangan perwakilan Cabang Ambon Provinsi Maluku, di Kabupaten
Kepulauan Tanimbar, M.Faisal Wahab.
agar secepatnya mengevaluasi kinerja sopir damri tersebut dan jika berkenaan, bisa melihat alternatif untuk mempermudah kami para usaha kecil yang berjualan di kota Saumlaki. tutupnya

Penulis : MTT04

Editor   : Redaksi

RELATED POSTS

error: Content is protected !! Call : PT. MediaTifa Tanimbar
Hubungi Kami ?