Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Saumlaki, mediatifatanimbar.id- Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Ketenagakerjaan (Perindagnaker) Kabupaten Kepulauan Tanimbar Korneles Batmomolin,.S.Sos yang biasanya disapa nama akrabnya Neles mengatakan bahwa, adanya pasar murah yang di gelar oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas perindagnaker Tanimbar dengan tujuan untuk menurunkan inflasi. Ungkapnya saat di temui di selah-selah pembagian sembako bertempat di Gedung Kesenian Saumlaki Sabtu, 30/12/2023 pkl 12.34 Wit.
Kata Neles, pasar murah jelang Natal dan Tahun Baru 2024 tersebut di pastikan dalam dua tempat yaitu di Kecamatan Tanimbar Utara dan Tanimbar Selatan. Kesiapan sembako dalam pelaksanaan pasar murah tersebut sebanyak 1.730 paket berupa; beras STHP 5kg, gula 2kg, terigu 1kg, dan minyak goreng 2 liter.
Perbandingan dari harga pasar tentu sangat beda, karena dari pasar murah yang digelar oleh Pemerintah Daerah tersebut, tentunya untuk membantu masyarakat dan hal inipun dilakukan untuk menurunkan inflasi harga pasar dengan perpaket hanya Rp. 50.000.- jika dibandingkan harga di pasar tentu beda jauh kurang lebih Rp. 150 ribuan. Terang Kadis Disperindag.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa pasar murah yang di gelar oleh Pemerintah Daerah melalui Disperindagnaker Tanimbar ini l, hanya dikhususkan untuk masyarakat ekonomi lemah dan tidak dibenarkan oleh para pengusaha dan para Aparatur Sipil Negera (ASN)
Saya pantau terlaksananya pembagian sembako baik di Larat maupun Saumlaki ini, tentu antusias masyarakat lebih tinggi, berupaya untuk memiliki sembako yang ada, salah satu faktornya adalah harganya sangat terjangkau, hanya saja kesiapannya terbatas, karena di sesuaikan anggaran yang telah tersedia. Ujarnya.
Demikian dirinya berharap agar ditahun-tahun mendatang pihak Pemerintah Daerah Kepulauan Tanimbar dapat menyiapkan anggaran yang memadai, sehingga semua masyarakat di daerah yang berjuluk bumi duan lolat ini mendapat kebagian secara keseluruhan, mengapa demikian? Karena pasar murah saat ini benar-benar terkesan bahwa ada sebagian masyarakat yang kebagian sedangkan yang lain datang tapi terpaksa harus kembali dengan tangan kosong karena kesiapan sembako begitu sangat terbatas. Tutupnya.
Reporter : (TT-03)
Editor. : Redaksi
