Monitoring dan Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten KepTan

November 25, 2022
IMG-20221124-WA0088

Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar

Saumlaki, mediatifatanimbar.id- Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar gelar kegiatan monitoring dan evaluasi percepatan penurunan Stunting yang di hadiri langsung oleh Ibu Widya Pratiwi Murad (Isteri Gubernur Maluku) selaku duta parenting Provinsi Maluku. Kegiatan tersebut bertempat di Gedung Kesenian Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Kamis, (24/11/2022).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, duta parenting Provinsi Maluku, Widya Pratiwi Murad dan rombongan, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Para Camat serta Ketua Tim Penggerak PKK kabupaten, kecamatan, kelurahan dan desa serta tamu undangan lainnya.

Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar Daniel E Indey dalam sambutannya menyampaikan bahwa, seperti kondisi di Indonesia dan Provinsi Maluku pada umumnya, Stunting masih menjadi masalah di kabupaten ini. Berdasarkan data survey Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Prevalensi Balita Stunting di kabupaten ini pada tahun 2020 kita menggunakan data pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) di mana presentasi balita Stunting tercatat sebesar 15,2% dari jumlah balita tercatat pada aplikasi E-PPGBM sebesar 30%. Dan pada tahun 2022 masih menggunakan aplikasi yang sama jumlah balita tercatat 8,9%. Dengan itu maka masih tercatat bahwa balita Stunting di kabupaten kepulauan Tanimbar masih cukup tinggi.

” Untuk itu, perlu dilakukan intervensi secara serius. Kita ketahui bahwa Stunting atau yang lebih sering di kenal dengan kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi buruk kronis atau infeksi berulang terutama pada 1.000 (seribu) Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu sejak janin atau anak berusia 27 bulan.” Ungkapnya.

Stunting ini mempengaruhi perkembangan otak. Sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Dengan demikian hal ini beresiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa nanti. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit.

“Selanjutnya, dapat kita ketahui bersama bahwa implementasi pelaksanaan program percepatan penurunan Stunting di kabupaten ini telah di tetapkan 13 Desa Lokus Stunting, dengan prevalensi balita Stunting 5,63% dengan jumlah balita Stunting sebanyak 645 dari jumlah total 11.448 balita di tahun 2022.” Jelas Indey.

“Untuk itu saya menghimbau agar orang tua perlu di beri pemahaman tentang asupan gizi berimbang. Mengapa demikian ? Karena bukan hanya orang miskin saja yang terancam mengalami Stunting karena kurang gizi akibat kondisi ekonomi yang terbatas namun anak orang kaya juga dapat mengalami Stunting karena tidak paham tentang asupan gizi yang sehat untuk anaknya.” Lanjutnya

“Oleh karena itu, semua pihak terkait harus mengambil peran dalam upaya penurunan Stunting. Semua sektor terkait di semua tingkat pemerintahan harus terlibat secara aktif entah itu Pemerintah Daerah, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Lembaga/Organisasi Non Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya harus terlibat dan mengambil peran sesuai kapasitasnya masing-masing. Pengalaman Global menunjukan bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi, pertumbuhan/tumbuh kembang anak dan pencegahan Stunting.” Tandas Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar itu.

Reporter MTT.02

Editor Redaksi

RELATED POSTS

error: Content is protected !! Call : PT. MediaTifa Tanimbar
Hubungi Kami ?