Wunlah, mediatifatanimbar.id – Keresahan warga pesisir barat pulau Yamdena, Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang tersebar di beberapa desa Kecamatan Wuarlabobar terkait buruknya pelayanan PLN Wunlah mencuat kembali.
Warga desa Karatat, Wunlah, Wabar, Kilon dan Abat (desa-desa lokus layanan PLN Wunlah) mengaku resah akibat pemadaman listrik selama empat (4) hari berturut-turut.
“Empat hari berturut-turut sejak tanggal dua hingga tanggal empat Agustus terjadi pemadaman listrik oleh PLN Wunlah tanpa pemberitahuan dan alasan yang jelas ke masyarakat. Ini sangat meresahkan,” ujar seorang warga.
Tidak adanya pemberitaan terkait pemadaman listrik di Kecamatan Wuarlabobar mengundang reaksi warga setempat.
Hasil pantauan media ini, Rabu (6/8/2025), baik di lapangan maupun melalui diskusi warga di grup-grup internal Kecamatan Wuarlabobar, nampak jelas cuitan keresahan warga.
Hendrek Jampormias (HJ) menduga adanya ketidakberesan yang patut ditelusuri lebih dalam. Baginya, ada terjadi sesuatu yang anomali.
“Kasus operasional PLN di Wunlah mengindikasikan adanya anomali dan penyimpangan yang signifikan dalam pengelolaan operasional oleh Tenaga Ahli Daya (TAD) yang bertugas,” komentarnya di wag BETA VUN LAN.
Dirinya menyoroti ketidakcocokan antara waktu operasional dan kenyataan di lapangan, diduga terjadi penyimpangan administrasi.
Belum lagi kasus pemutusan listrik pelanggan beberapa waktu lalu yang sempat mengagetkan publik Tanimbar.
“Kasus pemasangan meter lampu yang sudah dibayar tapi tidak terdaftar, dan dilakukan pemutusan aliran meternya, mengindikasikan adanya kemungkinan fraud (tipuan) yang sistematis dan terstruktur dalam pengelolaan operasional PLN di Wunlah,” komentarnya lanjut.
Komentar Hendrek didukung oleh fakta di lapangan sebagaimana yang diungkap oleh Randy Fenan.
Randy menyoroti sistem penambahan jam penerangan jika terjadi pemadaman listrik, justru tidak diterapkan dalam kasus pemadaman 4 hari tersebut. Padahal menurutnya, PLN Wunlah sudah memiliki mesin baru.
“Pelayanan PLN semakin parah. Sebelumnya ketika lampu dipadamkan akibat gangguan teknis maka akan mendapat penambahan waktu untuk menutupi waktu sebelumnya saat pemadaman. Hallo PLN Wuarlabobar sudah bagemana ini apalagi ini mesin baru kenapa parah sekali,” cetus Randy di WAG MARI BANGUN WUARLABOBAR.
Tuntut Investigas, Evaluasi dan Copot Jabatan
Cuitan para warga tak hanya sampai disitu. Demi keadilan dan pelayanan yang maksimal ke masyarakat, mereka menuntut dilakukan instigasi menyeluruh, evaluasi, dan bahkan meminta koordinator PLN Wunlah dinonjobkan dari jabatannya.
“Perlu dilakukan investigasi komprehensif dan audit internal. Juga evaluasi terhadap sistem pengawasan dan kontrol untuk memastikan pencegahan penyimpangan di masa mendatang,” cetus Hendrek.
Dirinya meminta dilakukan tindak tegas dan transparan jika ada pihak yang terbukti bersalah.
Morgan, salah satu putra asli Wuarlabobar, bahkan meminta keseriusan pihak PLN UP3 Saumlaki menangani hal ini karena permasalahan sebelumnya terkait pemutusan meteran warga juga belum diselesaikan.
“Sudah pernah merugikan masyarakat saat kasus pencabutan meteran listrik di empat desa (Wunlah, Wabar, Kilon, Abat). Saat itu, pihak PLN berjanji, dalam waktu dekat, akan diselesaikan. Tetapi sudah dua bulan, belum lagi ada realisasi,” komentarnya.
Dirinya bahkan meminta perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Juga pencopotan jabatan koordinator PLN Wunlah.
“Harapan kami kepada Pemerintah agar melihat permasalahan ini dan perlu mengambil tindakan. Untuk pihak yang berwenang, agar mencopot jabatan koordinator PLN Wunlah saat ini,” cetusnya.
Hingga berita ini disiarkan, redaksi Tifa Tanimbar telah berupaya menghubungi koordinator PLN Wunlah untuk meminta konfirmasi, namun yang bersangkutan tidak memberi respon.
(TT-09)