Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Saumlaki, mediatifatanimbar.id-
Pada hakekatnya Kodrat Manusia sebagai Makhluk Individu jumlah keinginan yang bertujuan menguntungkan dan mengutamakan Diri sendiri, maka tidak heran jika dalam suatu kelompok Masyarakat terdapat salah satu individu yang selalu ingin tampil menonjol dan tidak ingin kalah.
Pantauan Media ini Sabtu 17/02/2024 menyimpulkan bahwa kesalahpahaman (Konflik) antara Desa Kelaan dan desa Romean masih terus berlanjut, terkait akses transportasi laut Romean Kelaan dan sebaliknya, para pemuda Fordata meminta kesediaan Pemerintah daerah Tanimbar berkenaan terlibat langsung dalam penyelesaian konflik tersebut.
Hal ini, sering terjadi karena hingga saat ini belum ada aturan yang menetapkan tentang tarif pengguna jasa penyeberangan yang menggunakan speed boad, sehingga konflik kedua desa tersebut belum mencapai titik temu.
Adanya permasalahan tersebut, sehingga menyebabkan ketidakharmonisan antar kedua belah pihak, belum terealisasi baik. Terkait konflik tersebut sangat diperlukan adanya perhatian baik dari pihak yang berkompeten untuk penanganan konflik tersebut secara baik.
Kami Anak Adat Fordata meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, agar dapat membantu dengan tujuan membuka dialog bersama antar masyarakat kedua Desa dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama dalam proses penanganan konflik dimaksud, sehingga tidak dampak negatif kepada masyarakat, kami berharap agar konflik ini segera teratasi dengan baik, sehingga terjalin Persaudaraan serta persekutuan anak-anak adat kedepan lebih baik.
“Salah satu Pemuda Desa Sofyanin Petrus Rumalan Liwurngorwaan kepada media ini menyampaikan bahwa, Kedua Desa jangan ingin menang sendiri, karena sikap seperti itu tidaklah bijaksana.” Kata Petrus.
Tambah dia, saling ego itu menunjukan sempitnya pola pikir dan pola pandang Masyarakat, mengapa!, karena segala sesuatu yang dilakukan, hanya menurut diri Nya sendiri, dan tidak pernah berpikir dalam sudut pandang yang luas demi kepentingan bersama, tandasnya.
Lebih lanjut Petrus menyampaikan kepada Anak Adat Duan Lolat Desa Kelaan dan Romean selaku Pemilik Speed boad, karta dia, harus bijaksana karena adanya musim Angin dan ombak kencang seperti ini tentunya Speed boad yang ada, sangat membantu, para penumpang tetapi juga memberi peluang besar mendapat penghasilan tambahan yang lumayan bagus.
Untuk memenuhi kebutuhan mendasar harus di Kota Larat, akses cepat masyarakat Fordata pada umumnya harus transit di Desa Romean kemudian menyeberang lewat Speed Boad ke Desa Kelaan dan sebaliknya kembali.
Untuk itu dirinya berharap, agar Kedua Desa dapat menjaga hubungan baik dengan penuh kesadaran dan berjalan sesuai aturan yang sudah di tetapkan dan sudah di berlakukan. tetap berpedoman kepada Falsafah Duan Lolat,dan kemaslah segala persoalan dalam satu bingkai persaudaraan Pela dan Gandong. niscaya semuanya akan teratasi, bebernya.
Salah satu Warga Masyarakat Desa Adodo Fordata Melki memberikan pandangan positif terkait problem ini, semoga Pemda Kepulauan Tanimbar dapat meminimalisir melalui musyawarah dan diharapkan dapat mencapai kesepakatan bersama antara seluruh pihak yang terlibat. setelah tercapai kesepakatan bersama, maka selanjutnya dilakukanlah tindakan untuk menyelesaikan konflik sesuai dengan hasil kesepakatan.
Menurut Melki, di musim barat seperti ini, untuk memenuhi kebutuhan mendesak harus ke Kota Larat, Kami dari Adodo Fordata sungguh sangat melelahkan karena dari ujung pulau ke pulau. yang seharusnya lebih dekat dari desa Romean ke desa Kelaan, Namun karena terjadi permasalahan, maka akses speed boat harus transit di desa Kelyobar yang jaraknya cukup jauh dan memungkinkan bisa saja terjadi musibah atau kecelakaan laut, untuk konflik tersebut segera di tuntaskan sehingga kami juga boleh merasa jaman dalam perjalanan,. tutupnya.
Reporter : (TT-09)
Editor. : Redaksi