Penegak hukum diminta usut Dugaan Penyalahgunaan BOS dan PIP SD Kristen Watmasa

March 22, 2025
GridArt_20250323_002646332

Saumlaki, MediaTifaTanimbar.id – Dugaan penyalahgunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Program Indonesia Pintar (PIP) di SD Kristen Watmasa, kecamatan Wuarlabobar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, mencuat ke publik.

Masyarakat Desa Watmasa mendesak pihak berwenang segera mengusut dugaan penyelewengan tersebut, yang diduga melibatkan pihak sekolah.

Menurut ST, salah satu orang tua murid, terdapat kejanggalan dalam penggunaan Dana BOS tahun 2024 yang dialokasikan sebesar Rp171.550.000. 

Anggaran tersebut diperuntukkan bagi pembangunan Taman Baca Siswa, Gapura Masuk, dan Papan Nama Sekolah, namun hanya Papan Nama Sekolah yang direalisasikan.

“Kami orang tua sangat kecewa. Dana BOS itu untuk kepentingan anak-anak kami, tapi kenyataannya tidak digunakan sebagaimana mestinya. Mana taman baca yang dijanjikan? Mana gapura masuk sekolah? Kenapa hanya papan nama yang dibuat?” ujar ST kepada Tifa Tanimbar melalui sambungan telepon selulernya, Jumat (22/3/2024).

Bukti Taman Baca Siswa yang dianggarkan tahun 2024, namun kegiatan pekerjaan fondasi baru dilaksakan pada Maret 2025.

Selain itu, anggaran pembelian buku yang sesuai Petunjuk Teknis (Juknis) BOS wajib dialokasikan 10-20% juga diduga tidak direalisasikan selama lima tahun terakhir. 

Akibatnya, sekolah masih menggunakan buku Kurikulum 2013 (K-13), meskipun sistem pendidikan sudah beralih ke Kurikulum Merdeka.

“Anak-anak masih pakai buku lama, padahal di sekolah lain sudah pakai buku Kurikulum Merdeka. Tiap tahun dana BOS harusnya ada untuk buku, tapi ke mana uangnya? Kenapa sampai lima tahun tidak ada pembelian buku?” lanjut ST.

Tidak hanya Dana BOS, dugaan pelanggaran juga terjadi dalam pengelolaan Program Indonesia Pintar (PIP). 

Sejumlah orang tua siswa menyatakan bahwa dana PIP yang diterima anak-anak mereka jauh lebih kecil dibandingkan nominal yang tertera dalam buku tabungan mereka.

Berdasarkan keterangan ST, beberapa dugaan penyimpangan dalam penyaluran dana PIP di SD Kristen Watmasa antara lain: ada siswa yang memiliki saldo dalam buku tabungan, tetapi tidak pernah menerima dana tersebut.

Kemudian, ada sejumlah siswa hanya menerima sebagian dari dana PIP yang seharusnya diterima.

Selain itu, penarikan dana PIP diduga dilakukan melalui mesin ATM dan teller BRI Cabang Larat tanpa sepengetahuan siswa atau orang tua.

Sebagai contoh, seorang siswa berinisial RK, yang menempuh pendidikan di SD Kristen Watmasa pada 2017-2021, hanya menerima Rp1.000.000, sementara dalam buku tabungannya tercatat Rp13.600.000.

“Beta (saya) sangat kaget waktu cek buku tabungan anak beta. Selama ini anak cuma terima sejuta, tapi di buku tabungan ada lebih dari tiga belas juta! Itu uang hak anak-anak kami, tapi dikemanakan?” ungkap ST penuh emosi.

Ia juga menambahkan bahwa dalam beberapa kasus, siswa penerima PIP hanya diberikan buku tabungan, tetapi tidak diberikan akses terhadap kartu ATM mereka. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa penarikan dana PIP dilakukan tanpa transparansi.

ST mengaku bersama sebagian masyarakat Desa Watmasa telah jenuh dan berharap ada perhatian dari pihak penegak hukum.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar melalui Inspektorat Daerah dan pihak Dinas Pendidikan diminta menyikapi hal ini dengan serius.

Selain itu, ST juga meminta perhatian pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar segera mengambil langkah tegas untuk mengusut kasus ini.

“Kami berharap ada tindakan tegas dari pemerintah dan penegak hukum. Jangan biarkan dana pendidikan anak-anak kami disalahgunakan. Kalau memang ada yang terbukti bersalah, harus diberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku,” tegas ST.

mereka juga mendesak pihak yang bertanggung jawab, termasuk Kepala SD Kristen Watmasa, Ekliopas Tabakwan, diperiksa dan diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku.

“Kasus ini hendaknya menjadi perhatian publik, karena pendidikan yang baik adalah kunci kemajuan daerah. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pendidikan menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar,” pungkasnya.

Hingga berita ini disiarkan, Kepala SD Kristen Watmasa, Ekliopas Tabakwan, belum berhasil dikonfirmasi.

Redaksi Tifa Tanimbar telah menghubungi Ekliopas melalui telepon selulernya tetapi tidak ditanggapi.

(TT-01)

RELATED POSTS

error: Content is protected !! Call : PT. MediaTifa Tanimbar
Hubungi Kami ?