Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Saumlaki, mediatifatanimbar.id-
Fakta Pemilu tahun 2019 di Kabupaten Kepulauan Tanimbar: Di desa Olilit Barat jadwal pencoblosan dimulai pkl. 08.00 wit harus bergeser pada pkl. 14.00 wit karena kertas suaranya tertukar; terdapat 17 TPS di Kelurahan Saumlaki dan 4 TPS di desa Lermatang Kec. Tanimbar Selatan melakukan pencoblosan lanjutan pada tanggal 23 April 2019 padahal sudah harus dilakukan pada 17 April 2019 secara serempak dengan daerah lain di Indonesia akibat belum dilakukan distribusi logistik pemilu secara lengkap.
——————-
Pius Manunwembun, Caleg Partai Perindo Dapil 1 Nomor Urut 8 kepada wartawan media ini, Jumat (09/2/2024) berharap kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kepulauan Tanimbar agar fakta Pemilu 2019 tidak harus terulang di PEMILU SERENTAK 14 Februari 2024.
“Saya berharap KPU Tanimbar tidak melakukan kesalahan yang sama yang pernah terjadi di Pemilu 2019. Pendistribusian logistik harus dimulai sesuai jadwal baik ke lokasi TPS yang dekat maupun jauh yang memerlukan waktu yang lama. Artinya, proses pelipatan, sortir hingga pengepakan seluruh logistik Pemilu 2024, sudah harus 100 persen dan tinggal proses pendistribusian dari gudang logistik Kabupaten ke Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Logistik Pemilu tersebut harus dipastikan tersimpan dengan aman, mendapatkan pengawasan dan pengamanan ketat”, tutur Pius.
Karena itu, KPU Kepulauan Tanimbar, harus melakukan koordinasi secara ekstra dengan stakeholder terkait. Peningkatkan koordinasi tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah agar proses pendistribusian logistik tersebut berjalan dengan baik atau sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
“Komunikasi merupakan kata kunci kepada KPU agar proses pendistribusian ini berjalan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan agar memastikan logistik ini bisa terdistribusi sesuai dengan tempat, lokasi serta jumlah yang sudah ditetapkan,” kata Pius.
Dirinya menegaskan apabila peristiwa 2019 kemarin terulang kembali maka akan sangat berdampak pada partisipasi pemilih dalam pesta demokrasi kali ini serta sekaligus mengindikasikan adanya konspirasi jahat yang terkategorikan sebagai sebuah kejahatan demokrasi yang terstruktur dan sistematis.
“Misalnya, di desa Olilit Barat jadwal pencoblosan dimulai pkl. 08.00 wit harus bergeser pada pkl. 14.00 wit karena kertas suaranya tertukar yang berakibat masyarakat malas menunggu sehingga banyak pemilih tidak menggunakan hak pilihnya. Di tempat lain, Kertas suara di desa A diterima di desa B dan di desa B tertukar ke lokasi desa C. Apabila hal masih terjadi pada Pemilu kali ini, maka oleh saya hal Ini terkesan ada konspirasi dibalik tertukarnya kertas suara dimaksud. Dan Perbuatan tersebut bisa dikategorikan sebagai sebuah kejahatan demokrasi yang terstruktur dan sistematis”, Tegas caleg Perindo no. Urut 8 tersebut.
Untuk mengantisipasi hal-hal demikian, Pius Manunwembun juga meminta pihak Bawaslu untuk terus melakukan pengawasan melekat sehingga pendistribusian logistik tersebut tidak mengalami permasalahan.
“Kami minta sekali lagi kepada Bawaslu Kabupaten Kepulauan Tanimbar agar harus mengawasi proses pendistribusian logistik Pemilu 2024 ini secara ketat agar kejadian pemilu 2019 tidak terulang lagi sambil berharap masyarakat Kabupaten Kepulauan Tanimbar agar bisa menyalurkan pilihannya secara tepat dan jangan Golput”, tutur Caleg DPRD Partai Perindo Dapil 1 tersebut.
Akhirnya KPUD dan Bawaslu wajib memperhatikan segala hal Ikhwal yang dapat menyebabkan terjadinya pemungutan suara ulang, pemilu lanjutan dan pemilu susulan sebagaimana diatur dalam UU no 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan umum. Jika kejadian pada pemilu tahun 2019 terulang lagi maka ini bisa menimbulkan kekisruan di bidang politik kita, kalau kita tidak bisa memastikan bahwa pemilu akan diselenggarakan dengan sungguh-sungguh dengan yang dijadwalkan, tutupnya sambil berharap penuh pada integritas para penyelenggara Pemilu pada tahun 2024 ini.
Reporter : TT.01
Editor : Redaksi
