Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Saumlaki, mediatifatanimbar.id- Kami Paslon nomor urut 1 dengan jargon Barsih Bro “Abolof Bormasa dan Hendrikus Serin,” yang diusung oleh Partai Politik Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) memiliki warna rambut yang tentunya tidak dibuat-buat hitam putih, namun tidak abu-abu untuk seantero masyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Itulah niat hati yang tulus untuk membangun Tanimbar ke depan yang lebih baik dan Tanimbar sudah harus berubah serta keluar dari kemelut ini. Hal ini disampaikan oleh paslon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1 Bormasa – Serin kepada wartawan media ini Selasa, 28/10/2024
“Bormasa Serin selalu memberikan pendidikan politik yang jujur dan bersih serta menyampaikan ide, gagasan, dan program prioritas. Sasaranya adalah untuk melakukan perubahan serta mengayomi seantero masyarakat Tanimbar menuju Tanimbar baru yang maju, sejathera dan beradat,” ungkap Bormasa.
Lebih lanjut kata seorang tim kampanye Barsih Bro Ofel, di tanggal 27 November mendatang, SALAH pilih, menyesal kemudian.
“Memilih kepala daerah berarti menitipkan arah pembangunan daerah ke depan, yang juga menyangkut hajat hidup orang banyak, termasuk kita. Kualitas adalah nomor satu. Utamanya, gagasan dan agenda kerja bukan politik transaksional dan politisasi identitas. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 adalah momentum untuk koreksi dan perbaikan daerah ke depan yang lebih baik. Tentukan ke mana daerah kita akan melangkah,” ungkap Ofel.
Beberapa tahun berjalan terakhir Tanimbar mengalami kemunduran. Secara nasional Tanimbar berstatus miskin ekstrim nomor urut dua dari terakhir di Provinsi Maluku.
“Dalam kondisi ini, siapakah Kepala Daerah kita nanti yang bisa menyelamatkan Tanimbar? Hanya paslon nomor urut 1 Bormasa -Serin,” tegas Ofel.
Menurutnya, Bormasa Serin punya keunggulan dari sisi rekam jejak yang luar biasa, bersih dan tak tercemar. Kedua punya keluarga yang luar biasa, semua anak sudah berhasil.
“Saya yakin, Bormasa Serin akan berkerja tanpa beban, bahkan akan dengan sangat bertanggung jawab mengusahakan kesejahteraan Tanimbar jika dipercayakan rakyat dan direstui Tuhan,” ujarnya.
Menurutnya, akar utama dari permasalahan Tanimbar adalah politik yang tidak sehat.
“Kita sebagai pemilih perlu berefleksi. Pada pilkada-pilkada lalu, pemimpin seperti apa yang kita pilih dan bagaimana cara kita memilihnya. Penting untuk tidak hanya menyalahkan kinerja sang pemimpin, tapi juga mengoreksi cara kita berpolitik selama ini, sehingga melahirkan pemimpin terpilih seperti itu. Kilas balik lima bahkan beberapa tahun sebelumnya, praktik politik kita begitu identik dengan politik transaksional dan politisasi identitas,” ungkapnya.
Tergulung dalam spiral korupsi mereka yang main-main dalam demokrasi akan mendapat karmanya langsung.
“Saya menyebutnya spiral korupsi yang saling kelindan satu dan lainnya. Praktik-praktik culas ini akan melahirkan pemimpin korup yang sangat berpotensi menyelenggarakan pemerintahan secara korup. Jika sudah begini, kebijakan publik sebagai output pun akan korup. Masyarakat tidak dapat merasakan kebijakan itu. Ujungnya, kesejahteraan semakin di atas angan. Baik politik transaksional, politisasi identitas, maupun manipulasi kewenangan, sangat jelas mengeksploitasi kemiskinan, emosional, dan ketidakpahaman warga,” tutupnya.
TT-03