Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Saumlaki, mediatifatanimbar.id- Tua adat asal desa Rumasalut dan Welutu Kecamatan wermaktian, Linus Seralurin dan Uria Resimanuk menjelaskan kepada media ini saat di temui di kediaman Petrus Fatlolon Jumat 01/12/2023 pkl 11.45 bahwa, kami dari Seira asal desa Welutu, Rumasalut melaksanakan kegiatan adat “Panas pela gandong” di jasira timur yaitu di desa Amdasa Kecamatan Wertamrian.
Menurutnya, dari tradisi adat ketiga desa tersebut adalah satu gandong, giat ini sudah dilakukan para leluhur sejak tahun 1970 tentu sudah sangat lama sekali kurang lebih 52 tahun, baru kita ketemu lagi di desa Amdasa untuk malaksanakan suatu kegiatan adat yang begitu sakral yakni panas pela gandong secara adat Tanimbar bersama warga masyarakat desa Amdasa. Tutur Linus Seralurin.
Selanjutnya kata Linus selaku tua adat, mengatakan bahwa, rencana dari pihak tetua adat dan pihak pemerintah kedua desa kini telah terlaksana panas pela gandong di desa Amdasa. Menurutnya tujuan panas pela ini adalah untuk mengingatkan, selain itu memperkuat kuat kembali hubungan pela gandong melalui panas pela yang tentunya sudah begitu lama, kiranya menjadi titian agar dapat juga diketahui oleh generasi penerus ketiga desa tersebut.
“Selama 3 hari berlangsungnya kegiatan adat panas pela di desa Amdasa, sesudah itu berdasarkan sejarah dan tradisi adat Tanimbar tentunya harus membongkar pakaian adat, dihari ke empat bertemu dengan tetua adat dan Pemerintah desa Sangliat Dol, disanalah kami tutur perjalanan leluhur kedua desa di kala itu, dan benar saja adanya hubungan kelurga dengan kami dari desa Welutu, Rumasalut dan Sangliat Dol, akhirnya kami bongkar pakaian disana.” terangnya.
Secara singkat di jelaskan bahwa adanya hubungan keluarga antar ketiga desa dapat dipastikan, ” Leluhur dari Sangliat Dol ke Seira khusus di desa Welutu dan Rumasalut telah membangun sebuah perahu batu yang tunya tidak beda di desa Sangliat Dol, itulah menjadi dasar terjalin hubungan kekeluargaan yang tak bisa dilepas pisahkan satu dengan lainnya, sehingga dapat kami tampilkan tarian Adat (tnabar ilaa) demi mempererat kembali satu sodara, sesudah itu kami membongkar pakaian adat di sana,” tuturnya.
Sesudah itu, Warga desa Welutu dan Rumasalut terpukul dibarengi dengan duka yang sangat mendalam atas meninggalnya Kepala Desa Rumasalut Seira, akhirnya kembali ke Saumlaki dan selanjutnya ke Seira, prosesi adat antar ketiga desa tentunya belum dapat berakhir dengan baik. Kemudian akan dilanjutkan sesudah melayani rasa duka atas meninggalnya Kades Rumasalut. Terang Lukas
Tambahnya, karena sepanjang ini adanya koordinasi timbal balik dan adanya komitmen bersama kedua pemerintah desa Welutu dan Rumasalut bersama dengan keluarga besar Petrus Fatlolon, sehingga apapun terjadi kami warga kedua desa wajib singgah sebentar untuk menampilkan tarian adat Tanimbar berupa Tnabar. Sesudah itu kami akan duduk bersama antara tetua adat dari Seira khusus desa Welutu dan Rumasalut bersama tetua adat dari keluarga besar Petrus Fatlolon dan jelasnya seperti apa, sesudah itu kami lanjut perjalanan pulang ke Seiran, tutupnya.
Reporter : TT-03
Editor. : Redaksi