Rumwarin : Penyuluh Non-PNS adalah Ujung Tombak Kementerian Agama

June 12, 2024
IMG-20240612-WA0112

Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar

Saumlaki, mediatifatanimbar.id- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Aloysius P. Rumwarin, S.Fil menyatakan Penyuluh Non-PNS adalah ujung tombak Kementerian Agama. Ungkap Rumwarin dalam sambutannya pada kegiatan Pembinaan Penyuluh non-PNS Agama Katolik di Aula Kuasi Paroki Tritunggal Maha Kudus, desa Sifnana, Kecataman Tanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Rabu, 12 Juni 2024, pukul 09.00. WIT.

Pernyataan Aloysius ini bukan tanpa alasan.

“Penyuluh non PNS adalah penyambung lidah Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama dalam memberikan bimbingan penyuluhan kepada umat di tengah masyarakat, sehingga mereka patut disebut sebagai ujung tombak Kementerian Agama.” Ulas Rumwarin.

Lebih lanjut, Kepala Kemenag Kepulauan Tanimbar asal desa Atubul Da, Kecamatan Wertamrian ini memberikan pemahaman dan motivasi kepada para penyuluh non- PNS agama Katolik yang tengah mengikuti kegiatan pembinaan.

Dengan mendasari Dokumen Konsili Vatikan II, Nostra Aetate nomor 2 yang menyatakan “Gereja Katolik tidak menolak yang benar maupun yang suci dari agama-agama lain,” Rumwarin mengulas posisi Gereja Katolik di tengah-tengah masyarakat moderat.

“Gereja Katolik tidak menolak, bukan berarti ikut mengimani. Tetapi tidak menolak berarti menghargai. Artinya Gereja Katolik bukan penganut paham eksklusifisme. Gereja Katolik sifatnya inklusif, terbuka. Gereja Katolik mengimani dan menghidupi keyakinan kita sendiri, namun saat yang sama, tidak mengkalim agama lain sesat.” Ulas Rumwarin.

Rumwarin juga mengungkapkan 2 (dua) paham yang ditolak Gereja Katolik. Pertama, indiferentisme, yakni Gereja Katolik menolak sikap menyamaratakan Gereja Katolik dengan agama lain. Kedua, sinkretisme, yakni Gereja Katolik menolak mencampuradukan ajaran agama katolik dengan ajaran agama lain.

Terkait motivasi, Rumwarin menyampaikan 3 (tiga) hal bagi para peserta pembinaan. Pertama, para penyuluh harus memiliki sikap hidup disiplin. Disiplin bukan hanya soal keteraturan jadwal, ketepatan waktu. Disiplin adalah semangat kemuridan. Sebagai murid berarti harus punya semangat melayani, bukan dilayani. Dan dalam memberikan pelayanan, jangan pernah mengharapkan imbalan. Kedua, para penyuluh harus menjadi suluh, obor di tengah dunia zaman ini yang penuh gejolak. Penyuluh agama Katolik harus tampil sebagai penerang di tengah masyarakat agar mereka tersadar dari cara hidup yang tidak baik. Ketiga, Kantor pusat Kementerian Agama akan mulai bertransformasi. Menteri Agama mengharapkan agar KUA (Kantor Urusan Agama) berperan sebagai lembaga pelayanan yang inklusif. Diharapkan bahwa komitmen Menteri Agama ini dapat membawa dampak positif bagi Kantor Kemenag Kepulauan Tanimbar dalam pelayanan yang lebih maksimal.

Menutup sambutannya, Rumwarin berharap agar para penyuluh Agama Katolik benar-benar dapat mengarahkan umat Katolik untuk senantiasa tetap setia menghidup imannya. Harus dekat dengan Pastor Paroki, menjadi mitra dan sahabat Pastor Paroki dan Dewan Pastoral dalam mewartakan iman di tengah umat.

Reporter : ( TT 06 )

Editor.     : Redaksi 

RELATED POSTS

error: Content is protected !! Call : PT. MediaTifa Tanimbar
Hubungi Kami ?