Categories: Opini

Opini : Viralitas Berita Bunuh Diri dan Ancaman Peniruan di Tengah Tekanan Sosial

Oleh : Johanis D.B.Malindir, SH.,M.H (Pemerhati Sosial Di Tanimbar)

Masyarakat kembali dikejutkan oleh kasus tragis bunuh diri. Hari ini, seorang anak sekolah di Kecamatan Selaru, Kepulauan Tanimbar, ditemukan gantung diri setelah diduga kecewa karena ibunya melarang dia pergi memancing di laut bersama kakaknya. Kasus ini menambah daftar panjang insiden serupa di Tanimbar dan kawasan lain di Indonesia, seperti kasus anggota TNI di NTT yang gantung diri akibat tekanan biaya belis.

Ketika berita bunuh diri seperti ini menjadi viral, kita menghadapi tantangan serius: fenomena Efek Werther, di mana pemberitaan tentang bunuh diri dapat memicu peniruan oleh individu lain yang sedang berada di bawah tekanan psikologis. Ini adalah alarm bagi semua pihak, mulai dari keluarga, komunitas, hingga media, untuk lebih berhati-hati dan proaktif dalam menangani isu ini.

Kasus di Kecamatan Selaru menunjukkan bagaimana konflik kecil dalam keluarga bisa menjadi pemicu yang tragis ketika seseorang tidak memiliki mekanisme pengelolaan emosi yang baik. Di usia muda, anak-anak dan remaja sering kali belum mampu mengekspresikan perasaan mereka dengan sehat, sehingga tekanan emosional kecil sekalipun dapat memicu tindakan drastis.

Hal ini sejalan dengan kasus-kasus lain di Tanimbar, di mana faktor keluarga, tekanan ekonomi, atau konflik sosial sering menjadi latar belakang. Pada tingkat yang lebih besar, seperti kasus di NTT, tekanan adat dan tradisi seperti belis yang mahal menciptakan beban psikologis yang berat, terutama bagi mereka yang merasa gagal memenuhi ekspektasi budaya.

Ketika kasus seperti ini viral di media sosial atau diberitakan secara sensasional, dampaknya bisa sangat merugikan. Informasi yang berlebihan, seperti detail metode bunuh diri atau alasan pribadi korban, dapat memberikan “ide” kepada individu lain yang sedang berjuang menghadapi tekanan serupa.

Individu yang rentan, terutama mereka yang merasa tidak memiliki dukungan emosional, dapat melihat tindakan bunuh diri sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah. Viralitas berita juga bisa menciptakan “normalisasi” bunuh diri di kalangan masyarakat, terutama di wilayah yang memiliki keterbatasan akses terhadap edukasi dan layanan kesehatan mental.

 

Solusi dan Tanggung Jawab Bersama

Media memiliki tanggung jawab besar dalam melaporkan kasus bunuh diri. Detail yang tidak perlu, seperti cara atau alasan korban, harus dihindari. Sebaliknya, media harus fokus pada edukasi publik dan menyediakan informasi tentang layanan kesehatan mental atau pencegahan bunuh diri.

Keluarga perlu meningkatkan komunikasi yang sehat dan mendukung anak-anak mereka, terutama dalam mengelola emosi dan tekanan. Di sisi lain, komunitas harus menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung, di mana setiap individu merasa dihargai.

Pemerintah dan lembaga terkait harus aktif memberikan edukasi tentang kesehatan mental di sekolah, komunitas, dan tempat kerja. Layanan konseling yang mudah diakses juga sangat penting untuk membantu individu yang membutuhkan.

Untuk kasus seperti di NTT, tradisi adat seperti belis yang memberatkan harus dievaluasi agar lebih relevan dengan kondisi ekonomi masyarakat. Di Tanimbar, perhatian pada kesejahteraan keluarga dan penyediaan peluang ekonomi juga harus menjadi prioritas.

Kasus anak sekolah di Selaru yang gantung diri dan insiden lain di Tanimbar serta NTT adalah pengingat tragis bahwa kita perlu lebih peduli terhadap kesehatan mental dan tekanan sosial di masyarakat. Viralitas berita semacam ini bukan hanya sekadar informasi, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk mencegah terjadinya kasus serupa. 

Dengan edukasi yang tepat, pemberitaan yang bijak, dan dukungan komunitas, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara emosional dan sosial.

mediatif

Share
Published by
mediatif

Recent Posts

ASN Bandel : WMD Tidak Pernah Laksanakan Tugas, Harus Dievaluasi

Saumlaki, mediatifatanimbar.id - Penataan birokrasi yang dilakukan oleh Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar, Ricky…

39 minutes ago

Pemdes dan Keluarga Pensiunan Terima Bansos. Benarkah Hasil Manipulasi Data?

Arui Bab, mediatifatanimbar.id - Penyaluran bantuan sosial (bansos) tahun 2025 di Kabupaten Kepulauan Tanimbar tak…

7 hours ago

Pramusdes Desa Kelaan Tandai Awal Penyusunan RKPDes Tahun 2026

Kelaan, mediatifatanimbar.id – Pemerintah Desa (Pemdes) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Kelaan, Kecamatan Tanimbar…

21 hours ago

Jejak Pelayanan Pastor Egging di Tanimbar dan Pesan untuk Generasi Muda

Saumlaki, mediatifatanimbar.id – Kedatangan Pastor Geehardus Jozef Antonius Egging, MSC, seorang misionaris berusia 80 tahun…

1 day ago

Lakukan Patroli Dialogis, Bripka Mario Ingatkan Warga Lermatang Jaga Kamtibmas

Saumlaki, mediatifatanimbar.id - Kepolisian Resor (Polres) Kepulauan Tanimbar terus berupaya melakukan berbagai kegiatan guna menciptakan…

2 days ago

Harapan Bupati Tanimbar Kepada Penerima Bantuan Sosial

Saumlaki, mediatifatatanimbar.id - Bupati Kepulauan Tanimbar Ricky Jauwerissa hadir dalam kegiatan pembagian bantuan sosial yang…

3 days ago