Benarkah Kemerdekaan Belajar Termasuk Warga SD N Karatat, Sudah 3 Tahun Belajar Di Emperan Rumah Warga

March 15, 2023
IMG-20230315-WA0021

Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Saumlaki, mediatidatanimbar.id-
Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karatat, Kecamatan Wuarlabobar Kabupaten Kepulauan Tanimbar, saat melakukan proses pembelajaran tatap muka terpaksa harus dilakukan pada emperan perumahan warga akibat proyek pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah mangkrak sejak tiga tahun terakhir ini.

Salah satu guru pada Sekolah tersebut yang cukup bertanggung jawab terhadap pengembangan pendidikan, selain itu sudah 10 tahun lebih mengabdi pada sekolah tersebut,; atas nama Kristina Anakeli biasa dipanggil (Ibu Vina) mengatakan bahwa “Benarkah Kemerdekaan Belajar termasuk SD Negeri kami di pelosok tanah air,” dimana kurang lebih 3 tahun terpaksa kami harus melaksanakan tugas dan fungsi kami sebagai guru untuk mengajar dan mendidik siswa di emperan rumah warga desa Kilon, karena bangunan sekolah diabaikan oleh kontraktor, hadirnya proyek tersebut tentu semata membawah kehancuran bagi negeri ini dan lebih khusus anak-anak bangsa yang mengenyam pendidikan di sekolah ini. Kata Vina. 

“Dirinya  sangat resah dan sangat kecewa atas hadirnya proyek ini, selain itu kondisi belajar seperti yang dihadapi saat ini tentunya sangat mengganggu kenyamanan baik itu dari pihak guru maupun siswa itu sendiri, disebabkan bisingnya kendaraan, bunyian musik dan lainnya.” Keluhnya.

Pelaksanaan Rehabilitasi dan pembangunan sarana prasarana SDN Karatat sebelumnya lancar. Namun proyek Sekolah ini mangkrak diketahui sejak tiga tahun terakhir ini, pengawas proyek dan pihak kontraktor tiba-tiba menghentikan proyek ini tanpa diketahui apa penyebabnya, dan beralasan pandemi covid-19, menurut penjelasan ketua komite dan guru, saat di jumpai wartawan media ini selasa,14/03/2023

Pihak sekolah pun mengeluh dan prihatin lantaran proses pembelajaran yang harusnya dilaksanakan diruang sekolah, justru tak bisa dilakukan atas dasar ruang kelas yang direnovasi dan dibangun belum juga selesai semenjak akhir tahun 2019 hingga tahun 2023 ini.

” saya sangat resah, kenapa? Anak-anak ini sekolah dibawah emperan dan lokasinya sangat mempengaruhi proses belajar mengajar karena ini adalah akses umum dan dekat dengan rumah- rumah masyarakat, sehingga bisingan musik sangat memengaruhi perhatian anak-anak. “Jelas ibu kristina.S.Pd salah satu guru SD N Karatat.

“Menurut Kristina,sudah sejauh ini belum ada perhatian dari pemerintah setempat maupun pemerintah Daerah.”

“Tingkat koordinasi dari pihak Kepala Sekolah sudah dilakukan, namun nyatanya sampai detik hari ini mungkin saja pemerintah menganggap kami hanya sebai tempat Pembuangan kesalnya.”

Bahkan jika nampak kondisi alam seperti hujan tentu saja kami baik guri maupun siswa menjadi korban belajar mengajar dikarenakan tempat yang sesungguhnya sangat tak layak, “namun apa mau dikata guru peduli dan siswa wajib mendapat pendidikan,” maka dengan keadaan terpaksa kami harus melaksanakan tugas mulia selama kurang lebih tiga tahun terakhir ini, harus berada ditempat ini untuk menjalankan tugas dan fungsi kami sebagai guru yang dipercayakan pemerintah untuk mengabdi di sekolah ini, tuturnya.

” Sambung dia, pada saat hujan, kami berdiri sandar- sandar di dinding emperan, setelah hujan berhenti kami bersihkan kembali kursi dan meja belajar untuk melanjutkan aktifitas belajar mengajar, tetapi jika hujan berlangsung seharian maka para siswa kami pulangkan, hal ini tentu sangat merugikan karena mereka akan ketinggalan materi pelajaran.

Dengan kondisi yang memprihatinkan ini, pihak pemerintah desa juga tutup mata dan telinga melihat dan mendengar keluhan penderitaan yang kami hadapi selama ini, ujarnya Vina dengan penuh kesedihan.

Ketua komite SDN karatat Alimudi juga menjelaskan ke media ini bahwa diri nya sudah melaporkan ke pengawas proyek dan kepada mantan Bupati di kala itu, saat kunjungan di hari raya Kurban di desa Karatat, namun hasilnya pun hingga saat ini tidak ada perubahan kasihan juga kami sebagai warga negara Indonesia.

” saya sendiri bertatap muka langsung dengan beliau dan saat itu juga beliau memanggil yang bersangkutan atas nama Taher Kalian bertindak sebagai pengawas proyek untuk menjelaskan ke pihak sekolah dan komite terkait pembangunan sarana prasarana SDN Karatat, begitu manis ucapannya, namun apa yang terjadi buktinya sudah tiga tahun ini pembangunan belum juga selesai dan anak – anak kami yang menjadi korban bahkan mereka seperti anak- anak pembuangan.
Terangnya.

Baik dari pihak Guru dan Komite Sekolah berharap agar pemerintah jeli untuk membantu kami, agar sekolah ini segera disempurnakan demi memudahkan proses belajar mengajar bagi anak-anak kami yang berada di pelosok nusantara ini. Jika tidak maka kami minta tolong kepada penegak hukum baik di daerah maupun di Pusat agar membantu melihat hal ini, karena dari pihak kontraktor hanya hidup berfoya-foya dengan uang negara tanpa merespon baik tujuan Pemerintah Negara. Tutupnya.

Reporter : (MTT- SRA)

Editor      : Redaksi

RELATED POSTS

error: Content is protected !! Call : PT. MediaTifa Tanimbar
Hubungi Kami ?