Jakarta, mediatifatanimbar.id — INPEX Corporation melalui anak perusahaannya, INPEX Masela, Ltd., menandatangani tiga dokumen Heads of Agreements (HoA) tidak mengikat bersama tiga BUMN terkait potensi penjualan dan pembelian jangka panjang LNG dan Gas Bumi dari Proyek LNG Abadi.
Penandatanganan dilakukan dalam peresmian The 49th Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (21/5/2025).
Mitra kerja sama INPEX dalam proyek ini adalah Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) dan PETRONAS Masela Sdn. Bhd.
Tiga BUMN yang menandatangani HoA adalah PT PLN (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) untuk LNG, dan PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk Gas Bumi.
HoA tersebut menjadi langkah penting dalam memperkuat kehadiran INPEX di pasar energi domestik Indonesia.
“LNG dan Gas Bumi dari Proyek Abadi sangat penting untuk mendukung kebutuhan energi domestik serta transisi menuju energi bersih, sesuai dengan program ketahanan energi nasional,” demikian disampaikan Puri Minari, Senior Manager Communication and Relations INPEX dalam siaran pers yang diterima mediatifatanimbar.id, Rabu (21/5/2025).
Proyek LNG Abadi merupakan proyek LNG pertama di Indonesia yang akan menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sejak awal produksi. Pendekatan ini diharapkan mendukung target dekarbonisasi nasional yang telah ditetapkan pemerintah.
INPEX memperoleh persetujuan Revised Plan of Development (POD) pada akhir 2023. Proyek ini memproyeksikan kapasitas produksi 9,5 juta ton per tahun (MTPA) LNG, 150 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD) gas pipa, dan sekitar 35.000 barel kondensat per hari (BCPD).
Sebagai perusahaan eksplorasi dan produksi (E&P) terbesar di Jepang, INPEX terus berkomitmen menyediakan pasokan energi bersih dan stabil melalui proyek-proyek berskala global, termasuk Proyek LNG Abadi di Indonesia.
Tentang Proyek Abadi dan Blok Masela
Lapangan Gas Abadi di Wilayah Kerja Masela, salah satu Proyek Strategis Nasional, terletak sekitar 180 km lepas pantai Pulau Yamdena, Laut Arafura, pada kedalaman laut 400–800 meter. Masa kontrak kerja sama (PSC) berlangsung dari tahun 1998 hingga 2055.
Pengembangan lapangan mencakup sistem pengeboran bawah laut, fasilitas FPSO (Floating Production Storage and Offloading), pipa gas ekspor sepanjang 175 km, dan kilang LNG darat. Teknologi CCS diterapkan untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan emisi karbon dan memperkuat keberlanjutan energi nasional.
(TT-01)