Saumlaki, mediatifatanimbar.id – Hujan deras beberapa hari yang baru-baru ini melanda wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, mendatangkan dampak buruk bagi sebagian warga di desa Wunlah Kecamatan Wuarlabobar.
Hasil pantauan wartawan Media Tifa Tanimbar di lapangan, Jumat (4/7/2025) terdapat 8 (delapan) rumah warga yang terendam air hujan. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, menerobos hingga ke dalam seisi rumah warga.
Hendrek Jambormias salah seorang warga desa Wunlah menyampaikan bahwa sebagai tindakan penyelamatan, warga yang kena dampat, sempat berkoordinasi dengan pemerintah setempat kemudian melakukan pembobolan badan jalan.
“Warga sempat panik karena genangan air sudah masuk ke dalam rumah. Tidak ada jalan lain selain melakukan pembobolan badan jalan yang telah diaspal agar air bisa mengalir ke tempat lain. Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah desa Wunlah dan Pemerintah Kecamatan Wuarlabobar untuk tindakan pembobolan jalan tersebut,” jelas Hendrek.
Tindakan pembobolan badan jalan ini terpaksa dilakukan sebagai solusi cepat dan konkret karena di sekitar lokasi dampak, tidak ada drainase.
“Daerah itu memang tidak ada saluran air, jadinya curah hujan yang tinggi mengakibatkan rumah warga menjadi korban,” lanjutnya.

Menurutnya, warga sekitar sempat mengupayakan pencegahan sebelum musim hujan dengan cara menimbun halaman rumah dengan tanah tetapi tidak maksimal.
“Di depan rumah, warga sudah membuat timbunan tapi tidak maksimal. Curah hujan yang tinggi, air meluap melewati batas timbunan dan akhirya menerobos hingga ke dalam rumah,” katanya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa genangan air hujan yang makin meningkat di desa Wunlah juga sebagai akibat dari proses pengaspalan jalan-jalan di dalam desa yang ketinggian bahu jalan lebih dari fondasi rumah warga.
“Aspal di dalam desa tinggi melebihi fondasi rumah warga. Otomatis air hujan yang jatuh ke jalan akan mengalir mengenangi halaman hingga ke dalam rumah,” jelasnya.
Camat Wuarlabobar Abraham Melatawun, S. Sos, ketika dimintai tanggapan terkait kejadian tersebut, dirinya menjelaskan bahwa banjir tersebut terjadi akibat tidak adanya area resapan dan saluran air keluar area pemukiman warga.
“Fenomena ini bisa saja terjadi setiap hujan lebat karena memang tidak ada area resapan dan saluran air,” Jelasnya.
Dirinya berharap dan tentu akan berupaya adanya langkah konkret pemerintah, baik di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
“Solusinya harus dibangun saluran air/drainase. Kami akan mengupayakan hal tersebut, entah dari pemerintah desa, kecamatan ataupun kabupaten. Semoga secepatnya ada tindakan konkret,” cetusnya.
(TT-09)