Ambon, mediatifatanimbar.id- mengutip Presrilis dari Diskominfo Maluku -Pesta paduan suara gerejani (pesparani) nasional yang digelar di Kupang Nusa Tenggara Timur, secara resmi ditutup oleh wakil Menteri Agama Republik Indonesia Dr. H. Zainut Tauhid Saadi M.Si pada Senin 31 oktober 2022.
Perlombaan yang dimulai sejak 28 oktober lalu yang diikuti oleh perwakilan Katolik dari 34 Provinsi di Indonesia dan dari hasil pesta pesarani tersebut, Kontingen pesparani Provinsi Maluku berhasil tampil sebagai juara umum dengan membawa pulang 11 mendali emas dan 5 champion dari 13 kategori perlombaan.
Disisi lain, juara bertahan Kalimantan Timur dan tuan rumah Nusa Tenggara Timur hanya berhasil mendapatkan 1 emas. Dalam acara penutupan Pesparani Nasional ke- 2, selain dilakukan pengumuman pemenang, juga dilakukan penetapan Provinsi untuk tuan rumah Pesparani Nasional III yakni di Povinsi DKI Jakarta di tahun 2025 mendatang.
Adapun hadiah yang diterima oleh para pemenang berdasarkan mata lomba, jumlahnya bervariatif mulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 30 juta. Sedangkan juara umum berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp. 50 juta. Zainut dalam sambutannya mengatakan bahwa pesparani nasional ke 2 ini memiliki makna penting yaitu sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan keagamaan bagi umat katolik.
“Pesparani Nasional II ini memiliki makna yang sangat penting yaitu sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan keagamaan bagi umat Katolik melalui persembahan liturgi puji-pujian kepada Tuhan”
Dirinya juga mengatakan bahwa setiap umat katholik diasah untuk diperdalam kualitas spiritualnya serta semakin diperteguh keimanannya sehingga membawa dampak cinta kasih yang tulus pada sesama umat manusia. Sambung dia, pesparani tingkat nasional ke 2 ini, terbukti mampu untuk mengobati kerinduan umat Katolik dari segala penjuru nusantara untuk bertemu, berlomba, bertukar ilmu, dan juga bertukar pengalaman.
Zainud mengatakan pula bahwa, seni dan budaya mempunyai daya pikat sekaligus mampu mempersatukan perbedaan seni dan budaya yang sifatnya universal dan dapat dinikmati oleh semua orang. Kata zainud kreatifitas dalam kesenian tentu melibatkan pemikiran banyak orang dan hasilnya menambah kecintaan pada sesama dan seluruh umat bangsa.
Tambah dia, pesparani yang diikuti oleh 34 provinsi ini juga menjadi wadah untuk mempersatukan perbedaan.
“kehadiran 34 provinsi dari seluruh wilayah Indonesia, merefleksikan suasana kesemarakan kehidupan beragama yang memberi makna pengalaman dan pembinaan keagamaan secara terpadu serta menyatu berbagai latar belakang suku, daerah, dan budaya akan memperkaya wawasan kebangsaan persatuan dan kesatuan kita,”
Pesparani sesungguhnya menyuarakan kebhinekaan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta merajut perdamaian dan persaudaraan anak-anak bangsa yang disuarakan melalui forum budaya, ujar zaidun. Selain itu, pesparani juga merupakan wadah konsolidasi umat katholik seIndonesia untuk mewujudkan rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan memperkuat toleransi dan moderasi beragama melalui seni dan budaya, ujarnya.
Kementrian agama melalui direktorat jenderal bimbingan masyarakat katholik akan terus mendorong pembinaan dan meningkatkan berbagai ikhtiar untuk mewujudkan pelayanan dan pemberdayaan umat yang semakin baik. Partisipasi umat melalui pesparani akan memberikan warna pada keragaman budaya music liturgi dan nyanyian dalam lingkungan gereja katholik akan mendorong keberadaan pesparani untuk terus kita populerkan sehingga bisa diikuti oleh semakin banyak orang. Melalui pesparani, keindahan bukan hanya sekedar terlihat ketika menyanyikan nada yang sama, namun sebaliknya keindahan tercipta melalui harmoni dan kesatuan, tegas zaidun.
Sumber : (DISKOMINFO MALUKU)
Editor : Redaksi