Meniti Jalan Panggilan: Kisah RD Julianus Batvin dari Tangis hingga Tahbisan

August 15, 2025
IMG-20250815-WA0034

Saumlaki, mediatifatanimbar.id – Di balik senyum ramah RD Julianus Batvin yang akrab disapa Pastor Vino, tersimpan sebuah perjalanan panggilan yang penuh air mata, pergulatan batin, dan mukjizat yang meneguhkan. 

Neomis atau imam baru Keuskupan Amboina ini baru saja merayakan misa perdananya di Kapela MSC Ureyana Saumlaki, Kamis (14/8/2025), bersama umat Stasi Arui Das yang berdomisili di Saumlaki dan sekitarnya, umat Rukun Santa Maria Paroki Hati Kudus Yesus Olilit Barat, serta Orang Muda Katolik Paroki Ratu Rosario Suci Olilit Timur.

Dalam perayaan Ekaristi Kudus ini, Pastor Vino didampingi pastor Anton Fanumby, MSC. Suasana misa terasa hangat. Umat yang hadir memenuhi bangku kapela, wajah-wajah penuh sukacita menyambut imam muda yang baru saja pulang dari perjalanan panjang. Namun, bukannya memberikan homili seperti biasa, Pastor Vino memilih menggantinya dengan kesaksian hidup, yaitu sebuah cerita yang mengalir langsung dari lubuk hatinya.

Vino, lahir di Tual, Paroki Santo Fransiskus Xaverius, 30 Mei 1993, dari ayahnya Hironimus Batvin yang berasal dari desa Arui Das, kecamatan Wertamrian, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku dan ibunya Monika Kundre dari desa Bomaki, Kecamatan Tanimbar Selatan.

Vino tumbuh dalam keluarga Katolik yang taat. Dari kecil, ia sudah terpesona oleh sosok Pastor Titus Rahail, MSC, yang melayani dengan penuh kasih dan kesederhanaan. Benih panggilan itu mulai tumbuh, meski belum jelas bentuknya.

Namun, langkah pertama menuju seminari tidak mulus. Orang tuanya menolak mentah-mentah rencana itu. Trauma masih membekas, kakak Vino pernah mencoba jalan panggilan namun gagal menyelesaikannya. Mereka khawatir, Vino akan bernasib sama.

Dengan tekad yang tak bisa dibendung, Vino diam-diam mengikuti seleksi masuk Seminari Menengah Santo Yudas Thadeus Langgur. Ia lulus. Kabar itu ia bawa pulang, membuat orang tuanya terkejut, bahkan sempat marah. Namun, perlahan hati mereka luluh. Dukungan pun diberikan, dengan disiplin keluarga tetap ketat.

Setelah lulus SMA, Vino memutuskan masuk tarekat MSC. Tapi ia mengakui, keputusan itu diambil tanpa refleksi panjang. Jalan panggilannya mengalami naik-turun, pergumulan demi pergumulan. Hingga pada satu titik pahit: ia dikeluarkan dari tarekat, hanya selangkah sebelum mengikrarkan kaul kekal dan menerima tahbisan.

“Saat itu hati saya hancur. Sudah di tingkat akhir, tapi semuanya runtuh,” kenangnya di hadapan umat.

Waktu berjalan hampir 13 tahun ia tak pulang sejak menekuni studinya. Tiga bulan lamanya ia bertahan di biara MSC, pasca keputusan pimpinan MSC, hanya ditemani doa dan air mata. Vino tak sanggup menceritakan kegagalannya kepada orang tua, ia memilih diam dan terus bergumul dalam biara. Hingga suatu hari, suara ibunya lewat telepon memecah kesunyian: “Kau pulang saja, nak. Apapun itu, kau tetap anak kami.”

Sebelum meninggalkan tarekat, superior MSC berpesan, “Jangan pernah membenci tarekat. Cintailah MSC meski kau tak lagi di dalamnya.” Pesan itu ia pegang teguh sampai hari ini.

Pintu Baru Terbuka

Delapan bulan ia jalani di Tual sebagai awam, tanpa partisipasi aktifnya di gereja. Namun doa orang tuanya dan beberapa imam sahabat terus menopangnya. Pastor Jack Renyaan, seorang imam diosesan, akhirnya mempertemukannya dengan Mgr. Seno Ngutra, Uskup Diosis Amboina. Pertemuan itu singkat namun membekas. Frater Vino yang terus berjuang itu akhirnya diterima Uskup Seno untuk melanjutkan perjalanan studinya di tarekat Projo.

RD Julianus Batvin berpose di dalam Kapel MSC Ureyana Saumlaki

“Saat di terima, bapa Uskup berpesan “Tetaplah rendah hati.” ujar pastor Vino.

Dari situlah babak baru dimulai. Setelah menerima tahbisan diakon pada 8 Juli 2023 di Gereja Santo Yoseph Paso bersama 11 rekan seangkatan, Vino ditugaskan di Seminari Saverianum Ambon. Setelahnya, ia melayani di Paroki Larat, Kepulauan Tanimbar, hingga akhirnya tiba pada puncak perjalanan : tahbisan imam di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru pada Juli 2025.

Moto imamatnya, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut” (Mat 14:27).

Bagi Pastor Vino , motto ini merangkum seluruh jalannya: penuh badai, namun selalu ada tangan Tuhan yang menenangkan.

Tugas Baru: Membentuk Imam Masa Depan

Setelah tahbisan, Mgr. Seno Ngutra memberi amanah baru: Pastor Vino menjadi socius di Seminari Tinggi Tobelo, Maluku Utara. Tugas ini berarti Pastor Vino menjadi pendamping resmi bagi para frater calon imam diosesan (projo). 

Dalam tradisi Gereja, seorang socius bukan sekedar asisten formator utama. Ia adalah pembimbing harian, teladan hidup doa, sekaligus sahabat rohani bagi para calon imam.

Setiap hari, ia akan hidup bersama para frater, memimpin doa, mendengarkan pergumulan mereka, memberi arahan, dan membantu mereka membentuk kedewasaan rohani dan emosional. Ia juga menjadi penghubung antara para frater dan tim formator, memastikan semua berjalan harmonis.

Meski kini menjadi imam diosesan, semangat kasih Hati Kudus Yesus yang ia serap dari MSC tetap mengalir. Ia menegaskan bahwa setiap pengalaman, bahkan kegagalan, bisa menjadi batu loncatan untuk semakin dekat dengan Tuhan.

“Bersyukur karena Tuhan baik dan umat selalu mendukung. Apa pun tantangan, tenanglah, Dia ada bersama kita,” tutupnya dengan senyum.

(TT-01)

RELATED POSTS

error: Content is protected !! Call : PT. MediaTifa Tanimbar
Hubungi Kami ?