Penulis : Herman Yosep Yempormase, Media Tifa Tanimbar
Saumlaki, tifatanimbar.id – Mimpi generasi di Kepulauan Tanimbar bersua bersama terbitnya sang fajar di ufuk Timur kota Saumlaki. Mimpi bertajuk harapan itu bersandar ke pundak SKK Migas dan Blok Masela Ltd di ujung cakrawala.
Tanimbar berurai mimpi. Betapa tidak. “Banyak orang tentu senang bila ada perusahaan kelas dunia beroperasi di Tanimbar, ” kata Buarnimel Yemporiaman di Pondok Harapan Desa Sifnana – Kecamatan Tanimbar Selatan – Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) – Provinsi Maluku pada Kamis (16/11/2023).
Menerawang masa depan Tanimbar yang lebih baik makin mencuat ketika Blok Masela diprediksi menjadi salah satu lumbung Migas terbesar di dunia. Harapan terhadap realisasi Blok Masela itulah, Tanimbar menggantungkan asa. Sejumlah dimensi kehidupan sosial – ekonomi nyaris lumpuh total, perlu dipulihkan secara bertahap pasca pandemic Covid-19. Kawasan Timur Nusantara ini pun tak luput.
Tanimbar Pasca Covid-19.
Seperti terbangun dari tidur, Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan luas total 10.102,92 km2 (3,900,76 sq mi) dan jumlah populasi penduduk sebanyak 127.365 (Data BPS Tahun 2021) sedang memaksa diri bangkit dari keterpurukan. Daerah ini mulai berjuang membenahi diri.
Data menunjukkan bahwa pasca pandemi Covid-19, Pemerintah Daerah (Pemda) terdeteksi memikul beban keuangan pihak ketiga (hutang daerah) sebesar Rp 204,3 miliar. Data itu dikutip dari Laporan Pemeriksaan BPK Tahun 2021.
Tanimbar, Kabupaten di Provinsi Maluku yang memiliki 65 pulau kecil ditambah Pulau Yamdena sebagai induknya ini dihadapkan pada persoalan kemiskinan ekstrem. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2022, angka kemiskinan di daerah ini mencapai 27, 27 persen. Mirisnya lagi, sebanyak 1.108 honorer daerah juga diberhentikan pada 1 Januari 2022.
Kemiskinan ekstrem yang diperparah dengan jumlah honorer yang diusir dari birokrasi (Pemda KKT) tersebut mengisyaratkan bahwa Tanimbar sedang tidak baik-baik saja. Kondisi itu makin memburuk saat pemda setempat divonis menempati posisi terendah dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Maluku dalam hal pengawasan pengelolaan keuangan daerah (Evaluai KPK Provinsi Maluku, Monitoring Centre for Prevention/MCP). Defisit APBD KKT mencapai lebih dari Rp 300 miliar.
Buarnimel juga menyinggung soal temuan sejumlah dugaan kasus korupsi oleh oknum ASN di lingkungan Pemda Kepulauan Tanimbar (BPKAD) bersama sejumlah wakil rakyat (DPRD KKT) yang mulai terungkap perlahan sebagaimana diberitakan dalam sejumlah media cyber (berita online) namun pasti mencapai titik terang, ungkapnya.
Sejenak menoleh ke belakang, Kasus SPPD Fiktif dan “Uang Ketuk Palu” dalam finalisasi APBD Tahun Anggaran 2020 silam pun akhirnya menyeruak ke permukaan dan masih digiring prosesnya oleh Aparat Penegak Hukum (APH) dalam tahun 2023 ini. Hasilnya pun sedang dinantikan publik Tanimbar.
Tak hanya itu, walau masih menyandang status kemiskinan ekstrem, harga bahan sembako di pasar dan pertokoan tak berkompromi. Harga beras dan lainnya menanjak terus.
Atas sejumlah fakta miris diatas, alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (Manado – Sulawesi Utara) itu mengemas harapan kecilnya dalam sebuah pertanyaan reflektif, “Kepada siapakah daerah ini berharap agar segera bangkit dari keterpurukan?”
Harapan Generasi Tanimbar.
Merepresentasi generasi Tanimbar, tokoh muda Mandriak (persekutuan adat tiga desa di sentra Kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar : Sifnana, Olilit, dan Lauran) ini lantas membisikkan harapan lintas generasi bagi SKK Migas sebagai regulator dan penggerak percepatan operasi Blok Masela Ltd.
Sebagaimana diketahui, Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasinya dipegang oleh Inpex dan juga PT Pertamina yang telah nyatakan keseriusannya untuk siap menjadi partner perusahaan Jepang itu.
Blok Masela yang nantinya juga terlahir sebagai salah satu ladang migas terbesar di Indonesia itu, diprediksikan bahwa produksinya dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik perhari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun MTPA dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari.
Menurur Buarnimel, Sumber Daya Alam (SDA) Bumi Tanimbar yang kaya kandungan Migas itu terletak di lepas pantai Laut Arafura sekitar 155 kilometer (km) arah Barat Daya Kota Saumlaki yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste.
Ia menyebutkan, walaupun direncanakan baru akan berproduksi pada 2027 nanti, Blok Masela sudah menjadi impian terbesar seluruh masyarakat Tanimbar – Maluku secara kusus dan Indonesia pada umumnya.
Mimpi Tanimbar.
Dengan meminjam slogan “I have a dream”nya Martin Luther King Jr (1929 – 1968) seorang aktivis dan filsuf politik Amerika, Yemporiaman pun menyatakan “I Have a Dream For Tanimbar in The Future as well” (Saya juga punya sebuah mimpi untuk Tanimbar di Masa Depan).
Bagaikan menatap warna – warni pelangi yang indah di ujung cakrawala, dirinya yakin sungguh bahwa itu mimpi itu akan menjadi nyata atas restu Sang Pencipta dan leluhur daerah ini melalui SKK Migas & Blok Masela.
“Tanimbar akan bertransformasi menjadi Sweet Home (rumah yang cantik) bagi seluruh penduduknya di ujung Timur Nusantara ini. Dalam rumah cantik itu, angka pengangguran dan kemiskinan sanggup diubah menjadi senyum kebahagiaan dan kesejahteraan, ” katanya.
“Bila tiba saatnya, saya percaya, Bumi Tanimbar ini akan bersolek laksana bidadari cantik, seindah pelangi di ujung cakrawala, ” kata pemikir muda Tanimbar yang murah senyum itu