Berita Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Saumlaki, mediatifatanimbar.id- Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang diwakilkan kepada Asisten Pemerintahan Ir. Mesala Hutabarat membuka secara resmi kegiatan Festival Pagelaran Seni dan Budaya Tanimbar yang di gelar di Natar Kaumpu Saumlaki Kabupaten Kepulauan Tanimbar pada Jumat, 28/10/2022 Pkl 20.15 Wit.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Lurah Saumlaki, Ketua Panitia bersama pengurus Sangar Bunge Rosi, Rektor Seminari SYV Saumlaki, para ketua-ketua Sanggar serta peserta Festival.
Sambutan Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan Ir. M.Hutabarat, menyampaikan apresiasi kepada Ketua dan pengurus sanggar Bunge Rosi yang telah menyelenggarakan kegiatan pagelaran festival seni dan budaya Tanimbar dalam suasana damai dengan penuh suka cita. Selanjutnya sanggar yang terlibat dalam Vestifal tersebut diantaranya; sanggar Bunga Rosi, sanggar Titi Songa, sanggar Lauran Kote, Sanggar Lampyor Melar dan sanggar Orang Muda Katolik Olilit.
Menurut Hutabarat, sebagai anak Tanimbar tentu kita ketahui bahwa, gugusan pulau Kepulauan Tanimbar yang terbentang luas dari Molu Maru di Utara hingga diujung Selaru disebelah selatan, memiliki berbagai macam seni dan budaya tarian adatnya seperti tarian tnabar ilaa, tarian angkosi, tarian lilike, tarian dodobol, tarian tnabar fanewa, foruk dan kain tenun Tanimbar. Selain itu potensi kekayaan alam yang indah, tidak kalah pentingnya dengan daerah lain di Indonesia. Pungkasnya.
“Sambung dia, suku Tanimbar merupakan suku etnis yang penyebarannya mendiami gugus pulau Tanimbar yang memiliki 5 bahasa seperti bahasa Fordata, Yamdena, Selaru, Selwasa dan bahasa Makatian. Kekayaan inilah merupakan kekayaan warisan peninggalan para leluhur kita yang seharusnya harus dijaga dan dilestarikan, sehingga nilai adat yang terkandung didalamnya tidak terkikis dengan peradaban lain dari luar, kalau bukan kita anak Tanimbar siapa lagi.” Tandas Hutabarat
Ketika dilakukan penelitian terkait dengan kekayaan budaya Tanimbar sudah terbawah arus global, dengan adanya perkembangan IPTEK sangat mempengaruhi pola pikir generasi mudah kita, sehingga kepedulian terhadap warisan peninggalan leluhur menjadi kurang proaktif untuk dikembangkan. Untuk itu menurut Hutabarat, melalui festival seni dan budaya Tanimbar seperti yang kita saksikan disaat ini, perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan orang muda Tanimbar di setiap momen agar nilai-nilai budaya yang berbasiskan kearifan lokal Tanimbar akan tetap hidup dan mengakar di tengah masyarakat sebagai entitas atau ciri khas masyarakat Tanimbar. Terang Hutabarat.
” Bicara budaya Tanimbar ini, dari para ketua-ketua sanggar tidak memikirkan keuntungan tetapi semuanya dapat tergagas melalui hati, sehingga semua niat baik demi keberadaban Tanimbar dapat tersalur dengan baik “
Dalam Hal ini maka kita harus berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI atas bantuan stimulan yang diberikan demi pengembangan seni dan budaya di daerah ini, melalui sanggar yang ada. Dirinya berharap agar kepercayaan tersebut harus ditata secara baik sesuai mekanisme agar festival Seni dan budaya Tanimbar tetap berkelanjutan agar budaya masyarakat Tanimbar yang berjuluk duan lolat ini, akan dikenal baik di negara ini maupun di manca negara. Pintanya.
Lanjut dia, jika pengaruh globalisasi yang ada tidak terfilter dengan baik tanpa kita sadari dapat menyebabkan budaya lokal akan terkikis, sebab sesuai kenyataan nilai-nilai budaya Tanimbar yang ada tentu sedikitnya telah menyimpang jauh dari makna yang sebenarnya, untuk itu, hal ini sudah ditata sedemikian rupa, sehingga tidak mudah di pengaruhi oleh Arus global yang sementara ada di saat.
Sebelum mengakhiri sambutannya, dirinya menyatakan bahwa dengan dasar itulah atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar memberikan apresiasi kepada sanggar budaya Bunge Rosi dan kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini lebih suksesnya vestifal ini teristimewa kepada ketua-ketua sanggar serta pendungkung lainya, kiranya vestifal ini perlu dikembangkan dan selalu proaktif untuk menjadi animo masyarakat khususnya generasi muda Tanimbar dalam menggali dan mendalami keaslian nilai- nilai kebudayaan dan tradisi orang Tanimbar yang sungguh sarat dengan kearifan lokal.
“Kata Asisten, melalui festival tersebut kita sedang berupaya untuk menengok masa lalu Tanimbar dalam sebuah mata rantai sejarah dan sebuah masa lalu sebagai fondasi yang sangat bernilai sekaligus menjadi referensi dalam menapaki masa lalu dan masa depan Tanimbar yang lebih baik,” tutupnya
Reporter. MTT.03
Editor. Redaksi.