Saumlaki, mediatifatanimbar.id – Vikaris Episkopal Kevikepan Kepulauan Tanimbar–Maluku Barat Daya, RD. Ponsianus Ongirwalu, menekankan pentingnya Tahun Yubileum 2025 sebagai momen pembaruan spiritual dan peziarahan pengharapan bagi umat Katolik.
Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada acara pemberkatan Porta Sancta (Pintu Suci) di Gereja Paroki St. Mathias Saumlaki, Rabu (14/5/2025).
Pastor Ponsio, nama kecilnya, mengajak umat Katolik untuk memaknai Tahun Yubileum sebagai kesempatan memperdalam iman, memperoleh indulgensi penuh, serta mengalami kasih dan pengampunan Tuhan secara lebih nyata.
Ia juga menyoroti pentingnya pertobatan dan karya-karya belas kasih selama masa suci ini.
“Selamat memasuki Tahun Yubileum 2025 sebagai Peziarah Kehidupan yang Penuh Pengharapan. Marilah kita berjalan bersama dalam iman dan doa, yang akan membawa harapan baru dalam setiap langkah perjalanan hidup kita,” ungkapnya.
Tahun Yubileum 2025 dibuka secara resmi oleh Paus Fransiskus pada 24 Desember 2024. Dalam konteks lokal, Keuskupan Amboina telah menunjuk gereja Paroki Santo Mathias Saumlaki sebagai porta sancta untuk wilayah Kevikepan Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya.
Umat yang melakukan ziarah ke gereja ini dengan memenuhi syarat-syarat tertentu berhak memperoleh indulgensi penuh.
Syarat-syarat tersebut meliputi: menerima sakramen tobat, menerima komuni kudus, berdoa untuk intensi Paus, serta melakukan ziarah dan doa-doa devosi seperti rosario dan jalan salib.
Umat juga didorong untuk melakukan tindakan belas kasih, seperti mengunjungi orang sakit, berpuasa, menyumbang bagi yang miskin, dan terlibat dalam karya sosial.
Pastor Ponsio berharap agar umat Paroki Santo Mathias Saumlaki dan seluruh umat di Kevikepan Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya menjalani Tahun Yubileum dengan semangat pertobatan dan devosi yang mendalam, baik secara pribadi maupun dalam keluarga.
Acara ini juga menjadi bagian dari perayaan HUT ke-45 Paroki St. Mathias.
“Semoga bertambahnya usia semakin bertambah juga semangat berkarya dalam pelayanan dan karya menggereja,” tutup pastor Ponsio.
(TT-10)
